 |
| IMAM/EKSPRES |
Selain mudahnya menangkap, harga sidat juga tergolong sangat mahal bila dibandingkan dengan jenis ikan air tawar lainnya. Bahkan harga sidat hidup hasil tangkapan alam di pengepul, kini tembus hingga mencapai Rp 160 ribu perkilogram. Padahal dalam satu saja, para pencari sidat dapat menghasilkan setidaknya 3 kilogram sidat hidup.
Salah satu penangkap sidat Suroso (37) warga Kebulusan Pejagoan menyampaikan, kegiatan tersebut hanya dapat dilakukan saat banjir. Sebab saat itu air mengalir dengan deras. Para pencari sidat hanya tinggal memasang jaring saja. “Setiap 10 menit sekali kami akan mengangkat jaringnya dan dipastikan akan terdapat sidat,” tuturnya, Jumat (20/10/2017) dini hari.
Sidat merupakan jenis ikan yang mirip belut dan aktif di malam hari. Dengan demikian maka pencarian sidat juga harus dilakukan pada malam hari. Sedangkan ikan yang bersisik cenderung aktif pada siang hari. Itu kenapa para para pencari sidat akan meluangkan waktu malam untuk bekerja. “Kalau siang sidatnya pasti tidak akan muncul,” paparnya.
Suroso yang saat itu didampingi Taufik (21) menerangkan, bagaimana cara memasang jaring. Mula-mula di kedua sisi sungai dibuat bendungan, sehingga air hanya dapat mengalir melalui bagian tengah. Setelah itu, pada bagian tengah yakni yang digunakan untuk mengalirkan air di pasar jaring memanjang. “Panjangnya sekitar 8 meter dengan diameter 1 meter,” jelasnya.
Dijelaskannya, pada bagian tengah jaring yakni dipasang tali untuk menarik jaring ke permukaan sungai. Sedangkan di bagian akhir jaring cukup diikat saja, sehingga akan memudahkan pengambilan ikan. Saat diangkat, maka bagian akhir jaring dibuka, dan dengan mudah pencari akan menemukan puluhan sidat. “Malam ini pendapatan kami lebih dari tiga kilo, maka dapat dipastikan penghasilannya mencapai Rp 500 ribu. Itung-itung untuk hiburan sekaligus menghasilkan,” ucapnya. (mam)
