• Berita Terkini

    Selasa, 05 September 2017

    Umat Buddha Kebumen Kutuk Krisis Rakhine di Myanmar

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Umat Buddha Kabupaten Kebumen menyatakan sikapnya terhadap krisis kemanusiaan yang terjadi di Rakhine, negara bagian Myanmar. Umat Buddha Kebumen mendesak Pemerintah Myanmar untuk memberikan bantuan dan hak asasi bagi etnis Rohingnya.

    Pernyataan sikap itu disampaikan oleh 16 pimpinan Vihara yang ada di Kabupaten Kebumen, di Vihara Tirta Dharma Loka Desa Sidoharum, Kecamatan Sempor, Senin (4/9/2017).

    Dalam pernyataannya, Umat Budhha Kebumen menyesalkan terjadinya krisis dan kegelisahan di Rakhine, Myanmar. Baik masyarakat sipil maupun militer, menjadi korban secara fisik maupun psikis. Secara khusus komunitas masyarakat sipil terdampak signifikan di tengah kontak antara Myanmar dengan kelompok bersenjata.

    "Melihat eskalasi dari krisis dan konflik yang terjadi tidak kunjung mereda dan berdampak buruk, maka dengan ini kami umat Buddha Kabupaten Kebumen menyatakan kepentingan dalam krisis di Rakhine, Myanmar, yang telah membangkitkan korban jiwa dan kerugian moril dan materil yang besar, bukan konflik agama," bunyi pernyataan sikap tersebut.

    Selain itu, Umat Buddha Kebumen juga meminta semua pihak menghentikan kebencian dan tindak kekerasan agar tidak bisa memperparah kerusakan yang diakibatkan.

    Dalam kesempatan itu, Umat Buddha menyerukan kerukunan dan perdamaian di indonesia juga diseluruh dunia. "Kami orang Buddha Kebumen menjunjung tinggi kerukunan dan rasa rasa rasa empati atas penderitaan yang dialami oleh saudara-saudara kita pengungsi Rohingya. Serta masyarakat di Rakhine, Myanmar, untuk itu kami berdoa agar penderitaan ini segera berakhir," kata Tugino, dari vihara Tirta Dharma Loka Sidoharum, membacakan pernyataan tersebut.

    Hadir pada acara tersebut, Wakapolres Kebumen Kompol Cristian Aer, pemerintah desa setempat, pimpinan 16 vihara yang ada di Kabupaten Kebumen serta perwakilan umat Islam.

    Kompol Cristian Aer, menyampaikan terkait kabar krisis Myanmar, harus disikapi dengan bijak. Pihaknya meminta masyarakat bisa membedakan mana berita yang benar dan mana yang hoax (berita bohong).

    "Keberagaman menjadi kekuatan kita. Ada satu hal yang perlu difikirkan yaitu kita tidak bisa memilih untuk lahir di keluarga berlatar belakang agama, suku ataupun bangsa tertentu. Sehingga kita harus bisa menghargai dan menghormati perbedaan," tegas Cristian Aer.

    Tokoh Umat Islam asal Desa Klopogodo, Kecamatan Gombong, Abdul Biri, yang ikut hadir dalam acara tersebut menyambut baik dengan pernyataan dari sejumlah tokoh Umat Buddha.

    "Kami berharap ini dikumandangkan suaranya untuk mencegah keributan di Rohingya yang mungkin lebih didengarkan sesama saudara agama Budha," tegasnya.

    Menurutnya, sebagai mayoritas di Indonesia umat Islam harus melindungi umat minoritas. Pihaknya meminta umat Islam tidak terpancing dengan suara dan isu yang tidak bertanggung jawab.

    "Kita menjaga kerukunan, apabila ada sesuatu segera tabayun dan segera kita selesaikan. Kita jaga negara kita," tandasnya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top