 |
| INTAN M SABRINA/RADAR KUDUS |
Menurut Staf Perlindungan Badan Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran Alfirtus Nikko, meski sudah terangkat seluruh fosil, namun masih dalam proses pengerjaan. Sebab, belum diketahui jumlah pasti fosil yang diangkat.
“Sementara ini fosil disimpan di kedua tempat tersebut. Karena rumah kades sudah penuh, sebagian ditempatkan di rumah pecinta fosil Banjarejo. Karena fosil mudah rapuh, ditutup menggunakan polyurethane. Sementara ini kondisi fosil aman, apabila ada yang rusak bisa disambung kembali atau diperkeras” ujarnya.
Pembukaan fosil dari penutup tersebut rencana dilakukan awal 2018 mendatang. Pihaknya menunggu kepastian akan ditempatkan dimana. “Apakah di rumah kades atau ditempatkan di Museum Purwodadi,” ungkapnya.
Sedangkan, pemasangan replika fosil akan dilakukan secepatnya. Akhir bulan nanti akan mulai dilakukan pengerasan pada dinding tanah hingga pembuatan atap pada musem lapangan tersebut.
“Saat ini lokasi penemuan dikosongkan. Namun, asal tempat aman dari hujan dan panas. Replika bisa langsung dipasang di lokasi tersebut. Replika ini dibuat mirip sedemikian rupa dengan aslinya. Bahkan fosil replika dicetak bersama lapisan tanah di lokasi penemuan tersebut,” paparnya.
Kades Banjarejo Achmad Taufik menambahkan, pembangunan museum lapangan akan dilakukan tahun ini. Namun, masih terkendala pada RAB. “Anggaran sementara yang akan diberikan Rp 200 juta untuk pembangunan museum lapangan. Kemudian, Rp 200 juta diberikan Disporabudpar untuk pembelian lahan. Ini masih menunggu hasilnya seperti apa, namun dipastikan pembangunan tahun ini,” tegasnya. (int/ris)
