• Berita Terkini

    Senin, 25 September 2017

    Punden Berundak Ditemukan di Rowokele, Diduga Perkampungan Kuno

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Di Desa Kretek Kecamatan Rowokele tepatnya di Dukuh Kedungdalem diduga terdapat kampung kuno. Pasalnya di area tersebut ditemukan punden berundak yang diduga dibangun pada masa pra Hindu-Budha.

    Bangunan punden berundak, dibangun menggunakan batu yang dipasang ditata mengelilingi  area tanah lapang.  Punden berundak dibangun tiga tingkat dengan tangga naik berada di bagian Timur. Dengan demikian maka punden tersebut menghadap ke arah Barat.  Jalan menuju punden berundak, tepatnya yang menuju tangga naik, dibangun jalan makadam batu dengan panjang sekitar 50 meter.

    Oleh masyarakat setempat, punden tersebut merupakan tempat yang sakral. Bahkan setiap Bulan Rajab masyarakat setempat selalu melaksanakan ritual dengan cara menyembelih kambing di punden tersebut. “Bahkan dalam cerita yang berkembang di masyarakat, Pangeran Diponegoro pernah sempat beristirahat dan menjalankan sholat di punden tersebut, sewaktu  memimpin Perang Jawa di daerah tersebut,” tutur Budayawan Ravie Ananda, Minggu (24/9/2017).

    Ravie Ananda yang juga pendiri dan juga sekaligus Ketua Yayasan Wahyu Pancasila  menjelaskan, jika dilihat secara ilmu arkeologi, maka punden yang berada di Desa Kretek itu, itu merupakan bangunan masa pra Hindu-Budha. Dari pengamatannya, punden berundak tersebut merupakan bangunan asli dari Kebudayaan Jawa Kuno. “Bangunan punden umumnya terdiri dari tiga bagian. Sedangkan yang paling atas merupakan tempat tersakral untuk melaksanakan upacara yakni berdoa memohon keselamatan. Para pemimpin atau sesepuh berada di tempat paling atas,” jelasnya.

    Adapun bagian kedua, lanjut Ravie, yakni bagian tengah bangunan merupakan bangunan semi sakral. Bagian tersebut, digunakan untuk menaruh tumpeng dan piranti selamatan lainnya. Sedangkan bagian paling bawah merupakan untuk warga.

    “Di beberapa daerah, bangunan punden seperti itu, umumnya menghadap ke sebuah gunung. Punden di Kretek yang diberi nama Masigit juga menghadap ke Bukit Anggareksa. Secara toponim angga mempunyai artinya badan dan reksa artinya menjaga. Makna keseluruhan tempat untuk berdoa memohon keselamatan pada tuhan yang maha kuasa,” jelas Ravie.

    Adanya punden tersebut, menunjukkan, sangat dimungkinkan di wilayah disekitarnya merupakan perkampungan kuno. Salah satu buktinya, di daerah kawasan tersebut ditemukan juga artefak berupa watu lumpang. Bangunan mirip punden seperti itu, juga ditemukan juga di Baturaden dan Pemalang. Di Baturaden punden menghadap ke Gunung Slamet dan di Pemalang menghadap Pegunungan Dieng. “Kami yakin di area tersebut, pasti terdapat artefak grabah kuno. Untuk itu tim kami akan segera melaksanakan pencarian untuk menyelamatkan barang tersebut,” paparnya.

    Suwarsono Rofiq (43) warga setempat menegaskan upacara tahunan berupa memotong kambing dan doa bersama masih terus berlangsung di Punden Masigit tersebut setiap Bulan Rajab. “Setelah disembelih, kambing dimasak dan dimakan  secara bersama-sama di punden,” katanya.

    Terpisah, saat dihubungi via phone Peneliti Muda Balai Arkeolog Yogyakarta Sofwan Nur Widi menyampaikan adanya beberapa penemuan tersebut, seharusnya masuk dalam data potensi purbakala Kebumen.  Meski saat  ini beberapa situs masih terselamatkan oleh tradisi,  namun tidak menutup kemungkinan suatu saat nanti situs-situs bersejarah tersebut akan hilang. “Seharusnya itu masuk dalam data potensi purbakala di Kebumen,” ucapnya yang kini tengah menempuh gelar Doktor di Institut de Paléontologie Humaine Paris, Prancis. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top