• Berita Terkini

    Selasa, 19 September 2017

    Pemeriksaan Setnov Kembali Tertunda

    JAKARTA - Upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa Ketua DPR Setya Novanto kembali harus tertunda. Sebab, Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar yang menjadi tersangka korupsi kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP) itu kemarin (18/9) menjalani operasi di Rumah Sakit Premier Jatinegara.


    "Kami meminta untuk memahami realitas, bahwa Ketua Umum Partai Golkar saat ini tidak memungkinkan untuk memenuhi panggilan KPK,” kata Sekjen DPP Partai Golkar Idrus Marham di kantor DPP Partai Golkar, kemarin. Untuk diketahui, KPK sebelumnya mengagendakan pemeriksaan pada Senin (11/9) pekan lalu. Namun, Setnov tidak hadir lantaran sakit.


    Idrus menjelaskan, setelah melalui evaluasi, tim dokter menemukan ada sejumlah plak di otak bagian kanan Setnov, yang berpengaruh pada fungsi ginjal. Bersamaan dengan itu, kadar kreatinin Setnov disebut tinggi. Tindakan operasi di RS Premier disebut merupakan rekomendasi dari tim dokter yang sebelumnya memeriksa kondisi Setnov selama di RS Siloam. ”Informasi tadi sudah dilakukan tindakan (pemasangan ring), kami mendoakan segera pulih,” kata Idrus.


    Terkait dengan kemungkinan munculnya surat pemanggilan ketiga, Idrus menegaskan bahwa selama ini Setnov selalu kooperatif. Keputusan untuk tidak hadir sejak pemanggilan pertama pada pekan lalu juga berdasarkan rekomendasi dokter, yang menyarankan Setnov untuk istirahat. Ketika Setnov pulih, Idrus mengisyaratkan bahwa Setnov akan memenuhi panggilan. ”Kami punya keyakinan sikap kooperatif pak Novanto akan konsisten ditunjukkan,” tandasnya.


    Sementara itu Juru Bicara KPK Febri Diansyah mengatakan tim penyidik bersama dokter komisi antirasuah langsung melakukan pengecekan terhadap kondisi Setnov di rumah sakit tersebut. Langkah itu untuk menentukan tindakan hukum selanjutnya. Misal, menyurati Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau tindakan lain. "Hasilnya (pengecekan, Red) tentu akan disusun dan dipelajari dulu," ujarnya.


    Disisi lain, KPK kemarin melakukan pemeriksaan terhadap Cornelis Towoliu, ajudan Setnov. Namun, dalam pemeriksaan itu, Cornelis mengaku bukan ajudan pribadi Setnov, melainkan hanya bertugas mengawal anak Setnov yang kini duduk di bangku kelas 6 sekolah dasar (SD). "Makanya saya protes di sini (ke penyidik KPK, Red)," ungkapnya usai diperiksa.


    Cornelis menyatakan Setnov memiliki banyak ajudan yang berasal dari institusi Polri dan TNI. Mereka, kata dia, yang selama ini mengawal Setnov. "Saya hanya mengawal anaknya, berangkat sekolah dan pulang sekolah," ujar dia. Cornelis pun mengaku tidak tahu menahu soal sakit yang diderita Setnov. "Itu dokter yang tahu," imbuhnya. (bay/tyo)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top