• Berita Terkini

    Selasa, 26 September 2017

    Mengenal AW, Pendiri Situs nikahsirri.com

    Dikenal "Nyanteng", Sosok Kontroversi di Pilkada Banyumas 2008


    Mencuatnya kembali nama Aris Wahyudi (AW), si pemilik sekaligus pendiri situs www.nikahsirri.com, ternyata memiliki sedikit kisah di Kabupaten Banyumas, terutama saat gelaran Pilkada Banyumas tahun 2008 lalu. Saat itu AW disebut sebagai sosok yang kontroversi di kalangan partai pengusungnya, yakni PDIP Banyumas.
    -------------------
    Laporan RADAR BANYUMAS
    -------------------

    Bagaimana tidak, AW yang sama sekali tidak diperhitungkan, ternyata saat injury time mendapatkan rekomendasi dari DPP PDIP sebagai calon Bupati Banyumas, dan berpasangan dengan Asroru Maula sebagai calon wakil bupati. Padahal, sejak awal jajaran struktural PDIP Banyumas mulai dari ranting, PAC, hingga DPC, sudah menggadang-gadang nama lain untuk didorong mendapatkan rekomendasi, yakni Bambang Priyono (BP).

    "Namun di saat terakhir sebelum rekom turun, BP mengundurkan diri karena tidak bersedia. Sehingga saya pribadi bingung saat ditanya Sekjen PDIP, siapa lagi yang lain. Karena hanya ada data AW, akhirnya data itu terpaksa diberikan ke DPP, dan akhirnya rekom turun untuk AW," ujar mantan ketua DPC PDIP tahun 2008, Suherman.

    Diakui, sejak awal struktural partai PDIP saat itu tidak mengenal sosok AW, bahkan saat rekom turun, banyak kader yang menolak dan akhirnya pecah. Meskipun ada yang mengikuti instruksi partai, namun kebanyakan melakukannya dengan setengah hati.

    "Sebenarnya partai pun tidak mengenal siapa AW. Dengan berat hati juga, karena dia (AW, red) yang mendapat rekom, mau tidak mau ya kami menurut keputusan partai. Bahkan saya sendiri juga sering salah sebut saat mensosialisasikan AW, karena memang tidak dikenal," tegasnya.

    Suherman menceritakan kronologi, sampai akhirnya AW mendapatkan rekom untuk maju di Pilbup Banyumas 2008 lalu. Pada tahun itu, mekanisme pencalonan dilakukan berdasarkan usulan dari tingkat bawah (ranting), lalu mengerucut ke tingkat PAC, sebelum muncul satu nama di DPC untuk diusulkan mendapat rekom kepada DPP. Saat itu, nama yang muncul yakni Bambang Priyono.

    "Jadi awalnya saya selaku ketua DPC saat itu, tidak mengusulkan siapa pun selain Bambang Priyono. Karena memang itu sudah menjadi keputusan partai di daerah saya. Sehingga sebisa mungkin saya perjuangkan," kata dia.

    Bahkan beberapa bakal calon lain yang ingin mendaftar, sudah diberikan penjelasan, jika PDIP Banyumas akan tetap mengusulkan Bambang Priyono untuk mendapat rekom DPP, termasuk kepada AW. Namun disaat bakal calon lain mundur secara teratur, karena peluangnya memang sangat kecil, AW justru bersikeras tetap ingin mendaftar.

    Menurutnya, calon lain seperti Mardjoko memang tidak diakomodir, karena dinilai terlambat melakukan pendaftaran. Dan untuk calon-calon lain, juga sudah disampaikan jauh-jauh hari sebelumnya, jika seluruh struktural menghendaki Bambang Priyono, dan itu yang akan dipresentasikan ke DPP.

    "Kalau dikatakan 'nyanteng' (keras kepala, red) yang memang seperti itu orangnya. Dia juga bukan kader, tapi memang semuanya punya hak untuk mendaftar lewat partai. AW bilang pokoknya ditolak atau diterima saya tetap mendaftar. Jadi sesuai mekanisme, ya tetap kita terima, meskipun tetap tidak diperhitungkan karena sejak awal memang sudah bulat untuk BP," jelasnya.

    "Tapi ndilalah BP malah mengundurkan diri. Sedangkan DPP butuh nama untuk direkomendasikan. Saya sempat ditawarkan, namun karena saya tidak mengikuti proses sejak awal, maka saya tidak bisa. Jadi hanya ada nama AW yang terdata mengikuti proses sejak awal pendaftaran. Bisa dikatakan bekja (beruntung, red), karena AW memang tidak masuk hitungan," lanjut dia.

    Sosok AW yang kontroversi ternyata tidak hanya sampai disitu. Setelah mendapat rekom, secara otomatis PDIP Banyumas tetap pecah, ada yang patuh dengan partai, ada yang tidak nyoblos, ada yang mendukung penuh, dan ada yang mendukung tapi setengah hati. Karena sejak 2-3 tahun terakhir PDIP sudah menjagokan BP.

    "AW memang sosok yang kontroversi di PDIP, khususnya pada gelaran Pilkada 2008 lalu. Dan sampai sekarang juga tidak ada yang tahu AW orang yang seperti apa. Bahkan meski beberapa kali bertemu dengan saya, saya hanya satu dua kali bersalaman dengan dia," ujar Suherman.

    Kontoversi AW akhirnya berujung pada kegagalan PDIP memenangkan Pilkada 2008 lalu, dimana pasangan calon yang diusung PDIP kalah telak dari tiga pasangan lainnya. Pasangan Aris Wahyudi-Asroru Maula hanya mendapat 96.493 suara, atau yang terendah dari seluruh pasangan calon dalam Pilkada Banyumas tahun 2008, yang dimenangkan pasangan Mardjoko-Husein (321.106 suara), lalu disusul Bambang Priyono-Tossy Aryanto (255.185 suara), dan Singgih Wiranto-Laily Sofiyah (210.719 suara).

    Kader sekaligus Struktural PDIP Banyumas, Bambang Pudjianto menambahkan sedikit cerita mengenai AW. Dia mengakui AW memang diusung sendiri oleh PDIP karena mendapatkan rekom dari DPP. Menurutnya tidak banyak cerita yang ditorehkan AW dalam pilkada 2008 lalu. Pasalnya, ada beberapa kader dan struktural partai yang kecewa, mengingat pada waktu itu nama Bambang Priyono sudah digadang-gadang. Namun tiba-tiba turun rekomendasi untuk AW.

    "Sebagai petugas partai ya saya dulu all out membela AW untuk pemenangan. Namun kan memang tidak terlalu banyak komunikasi. Bahkan setelah selesai Pilkada, langsung tidak ada komunikasi sama sekali dengan partai. Dan tahu-tahu sekarang malah ramai soal situs itu," ujar dia.(bay)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top