• Berita Terkini

    Kamis, 28 September 2017

    Baru Dibangun 9 Bulan, SDN Panularan Solo Sudah Bocor

    NOVITA RAHMAWATI/RADAR SOLO
    SOLO – Gedung baru yang dibangun dengan anggaran miliaran rupiah seharusnya lebih nyaman dari sebelumnya. Tapi tidak di SDN Panularan. Bangunan sekolah dua lantai itu mulai bocor. Sejumlah fasilitas pendukung juga tak berfungsi maksimal.

    Itu diketahui setelah anggota DPRD Surakarta melakukan peninjauan kemarin (27/9). Kualitas bangunan SD di Kelurahan Panularan, Kecamatan Laweyan itu dinilai mengecewakan. Baru ditempati pada Januari lalu setelah tahap pertama pembangunan rampung, cor atap bangunan setempat sudah bocor.

    Anggota Komisi IV DPRD Surakarta Renny Widyawati menuturkan, pembangunan tahap pertama rampung akhir 2016. Namun, baru sembilan bulan ditempati, sudah ada bagian yang bocor.

    ”Air merembes merusak bangunan di banyak spot. Padahal ini baru hujan beberapa kali. Belum lagi kalau nanti sudah masuk musim hujan, tentunya terpaan air hampir setiap hari. Bagaimana nanti kondisi bangunannya,” keluhnya.

    Kerusakan lainnya adalah kunci slot pintu, dan daun pintu yang berlubang. Wastafel yang difungsikan untuk mencuci tangan anak-anak, juga mengalami kebocoran.
    ”Wastafelnya juga tidak bisa digunakan karena salurannya yang bocor dan merembes,” tambah Renny.

    Kondisi tersebut membuat anggota dewan mengelus dada. Sebab, bangunan sekolah cukup megah dengan dua lantai dan berada di pusat kota. Harapan agar para murid SDN Panularan lebih nyaman pun sirna. Hasil pembangunan proyek pembangunan senilai Rp 3,5 miliar tersebut tidak memuaskan.

    ”Kalau sesuai aturan, menganggarkan lagi (untuk perbaikan, Red) baru lima tahun setelah pembangunan selesai. Tapi ini baru sembilan bulan sudah rusak,” tegasnya.
    Komisi IV DPRD Surakarta, imbuh Renny, telah menghubungi dinas pendidikan untuk mendapatkan informasi siapa yang menjadi pengawas dan pemborong pada tahap pertama pembangunan SD Panularan. Sayangnya, mereka belum mendapatkan jawaban memuaskan. ”Makanya kami berencana memanggil dinas terkait persoalan ini,” jelasnya.

    Kepala SDN Panularan Marni mengatakan, pihaknya tidak banyak mengetahui terkait kualitas bangunan. “Kami bisanya hanya lapor saja kalau ada kerusakan. Sebab kami juga tahunya tinggal memakai bangunan,” kata dia.

    Sekadar informasi, rampung tahap pertama, berlanjut pembangunan tahap kedua dengan anggaran Rp 3 miliar. ”Selesainya diperkirakan awal November. Saat ini progres sudah 83 persen. Soal kerusakan, kami tidak tahu menahu. Sebab, (tahap pertama pembangunan, Red) bukan kami yang mengerjakan,” jelas pelaksana proyek CV Yatno Son, Angga Dwi Prasetyo.

    Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan Surakarta Etty Retnowati menegaskan, belum ada laporan yang diterima pihaknya terkait kerusakan di SDN Panularan. "Jika memang ada kerusakan, semua akan dijalankan sesuai mekanisme,” tutur dia. (vit/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top