 |
| IMAM/ESKPRES |
Alhasil ribuan pengunjung dari berbagai usia dan daerah turut serta menghadiri acara grebeg tersebut.
Kegiatan rutin tahunan tersebut, dimulai dengan Kirab Tumpeng Agung dari Masjid Baiturrahman. Tumpeng agung merupakan tumpeng besar komplet dengan lauk-pauk, jajan pasar, ingkung, serundeng dan lain sebagainya. Bukan hanya itu saja, selain kirab tumpeng, juga dilaksanakan kirab replika Tombak Pusaka Syech Baribin yang diberi nama Kyai Purbo Niat. “Turut serta dikirab yakni Payung Agung dan bendera merah putih,” tutur Ketua Panitia Grebeg Mujiaono (56)
Dijelaskannya, kegiatan kirab selain ajang tontonan sekaligus juga menjadi tuntunan masyarakat. Kirab dilaksanakan guna nguri-uri budaya dan mencintai sejarah. Setelah tumpeng sampai di makam Syech Baribin dilaksanakan doa bersama dengan membaca tahlil. “Kegiatan ditutup dengan makan tumpeng secara bersama-sama,” terangnya.
Menurutnya, kawasan desa kini menjadi Desa Wisata dan Wisata Religi. Desa tersebut merupakan pusat kerajinan anyaman pandan. Selain itu pemandangan di Makam Syech Baribin juga sangat indah, terutama pada pagi dan sore hari. Para pengunjung dapat menyaksikan panorama alam yang asri dari gardu pandang yang telah disediakan.
Bahkan di kawasan tersebut pengunjung dapat melihat Gunung Sindoro dan Sumbing yang sangat indah seperti lukisan hidup. “Untuk saat ini, belum ada biaya karcis masuk, pengunjung hanya akan mengisi kotak amal seikhlasnya,” paparnya.
Juru Kunci Makam Syekh Baribin Romelan Atmo Suwito (69) mengatakan, dalam sejarahnya, pusaka Tombak Kyai Purbo Niat dibuat oleh Syech Baribin dengan menggunakan Ikan Gabus. Syaikh Baribin atau Raden Saputra atau Raden Putra atau Harya Baribin merupakan adalah Putra dari Prabu Brawijaya IV. “Dalam riwayatnya konon Syech Baribin merupakan orang sakti yang selalu menolong masyarakat. Bahkan setelah beliau wafat jenazahnya berbau sangat harum,” ucapnya. (mam
