• Berita Terkini

    Selasa, 15 Agustus 2017

    Pesawat N-219 Dijadwal Mengudara 17 Agustus

    JAKARTA – Beredar video penampakan pesawat N-219 berlari kencang di bandara Husein Sastranegara. Pesawat hasil kolaborasi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan PT Dirgantara Indonesia (DI) itu dijadwalkan terbang perdana sebelum perayaan HUT RI ke-72 pada 17 Agustus nanti.


    Kepala Lapan Thomas Djamaluddin membenarkan bahwa pesawat angkut berkapasitas 19 penumpang telah melakukan serangkaian uji. ’’Tetapi video yang beredar itu bukan proses uji terbang. Masih tahap uji pra-terbang,’’ katanya di Jakarta kemarin. Thomas mengatakan uji pra-terbang itu biasa disebut uji hoping.


    Dalam video berdurasi sekitar satu menit itu, Pesawat N-219 tampak sudah bisa meluncur dengan kecepatan tinggi. Namun tidak terlihat apakah pesawat yang dirancang sejak 2007 itu bisa lepas landas (take off) atau belum. Tetapi berdasarkan cerita dari Thomas, dalam uji hoping itu pesawat N-219 sudah berhasil terbang tetapi dalam waktu yang cukup singkat.


    Dia berharap dengan uji hoping itu, pesawat N-219 bisa segera diketahui layak untuk dijajal terbang perdana atau tidak. Thomas mengatakan target yang digagas sekarang adalah, pesawat ini bisa terbang perdana sebelum 17 Agustus. Sehingga pada 17 Agustus nanti, pesawat ini bisa menjalani misi terbang lebih lancar. Sekaligus menjadi kado spesial perayaan kemerdekaan Indonesia.


    Kepala Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) Lapan Gunawan Prabowo menuturkan, tim teknis terus mematangkan rencana terbang perdana N-219 itu. Khususnya terkait segala jenis perizinan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub). ’’Sore ini (kemarin, red) kita gelar doa bersama supaya terbang perdana berjalan lancar,’’ katanya.

    Dirjen Sumber Daya Iptek-Dikti Kemenristekdikti Ali Ghufron Mukti menyambut baik rencana terbang perdana pesawat karya anak bangsa itu. Dia menjelaskan agenda ini merupakan tonggak perkembangan teknologi tanah air.


    Guru besar UGM Jogjakarta itu menjelaskan Indonesia sejatinya sudah bisa membuat pesawat terbang pada 1992 lalu. ’’Pada masa itu, belum ada negara di ASEAN maupun Asia yang secanggih Indonesia dalam hal kedirgantaraan. Tetapi karena krisis ekonomi, akhirnya mati suri,’’ jelasnya.


    Ghufron berharap N-219 menjadi titik awal bergairahnya industri dirgantara nasional. Melihat keunggulan pesawat ini, dia optimis nantinya akan laris di pasaran. Mantan Wakil Menkes itu berujar, pesawat ini bisa menjadi alat transportasi efektif pulau-pulau terpencil di Indonesia.


    Riset sekaligus produksi perdana pesawat N-219 diperkirakan menelan anggaran Rp 300 miliar. Pesawat ini diperkirakan memiliki harga jual di kisaran USD 4,5 juta atau Rp 60 miliar. Keunggulan lain pesawat ini hanya membutuhkan landasan pacu sepanjang 600 meter saja. (wan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top