• Berita Terkini

    Sabtu, 26 Agustus 2017

    Lumpur Berhenti, Warga Prembun Minta Lubang Semburan Ditutup

    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Semburan lumpur disertai gas dengan bau belerang yang berada di RT 06 Rw 02 Desa Kebakelan Kecamatan Prembun akhirnya mati dengan sendirinya, Jumat (25/8/2017).

    "Kemarin sore masih bunyi terdengar gemuruh seperti air mendidih tapi sekarang sudah tidak lagi," kata Mugosaronto warga sempat.

    Kendati begitu, Mugosaronto mengatakan, warga setempat masih melakukan pemantauan, karena dihawatirkan semburan akan muncul kembali. "Kami masih berjaga jaga jika semburan muncul kembali, dan takutnya sampai meneluarkan api seperti kejadian 7 tahun silam," kata pria yang sehar-hari bekerja di di SMK Tamtama 2 Prembun itu.

    Mugosaronto bersama warga lainnya berharap, lubang bekas semburan tersebut segera di tutup. "Harapannya lubang segera ditutup mumpung semburan sudah mati.Takutnya aktif lagi dan terjadi semburan yang lebih besar," kata dia.

    Dari Purwokerto, Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (Daop) 5 Purwokerto Ixfan Hendriwintoko mengaku pihaknya masih terus memantau lokasi tersebut guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

    “Kabar terbaru dari petugas kami di lapangan, lubang pengeboran tidak lagi menyemburkan lumpur dan gas sejak pukul 15.15 WIB,” kata Ixfan dihubungi via pesan WhatsApp, sore kemarin.

    Ixfan memastikan semburan gas tidak sampai mengganggu perjalanan kereta api karena lokasinya berjarak lima meter dari as rel ke arah selatan. Meski begitu, PT
    KAI tetap melakukan pengawasan ketat terhadap perjalanan KA yang melintas di dekat pusat semburan.

    Terkait penanganan terhadap lokasi semburan gas, dia mengatakan pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian
    Perhubungan sebagai pelaksana Proyek double track Lintas Selatan.

    “Silakan nanti akan dibagaimanakan, bagi kami yang penting perjalanan kereta aman," katanya.

    Seperti diberitakan, semburan gas disertai lumpur terjadi di Desa Kabekelan Prembun, Kamis pagi (24/8/2017). Kejadian berawal saat perusahaan rekanan PT KAI, PT Yasa Pola Remaja (PT YPR), tengah menggali tanah dalam rangka pengambilan sampel terkait pembangunan double track di kawasan tersebut. Pengambilan sampel melibatkan tim dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed).  (sefur/has)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top