• Berita Terkini

    Kamis, 24 Agustus 2017

    Kemarau, Perajin Kain Pantai di Sukoharjo Genjot Produksi

    Arif Budimanradarsolo
    SUKOHARJO – Musim kemarau tidak selamanya berujung keluhan akibat sejumlah daerah mengalami kesulitan air bersih. Di Desa Krajan, Kecamatan Mojolaban, terik matahari mendatang berkah.

    Cukup banyak warga desa setempat yang berprofesi sebagai perajin kain pantai. Nah, masuk musim kemarau ini, produksi mereka bisa bertambah banyak. Omzet pun ikut terdongkrak.

    Salah seorang perajin kain Sukirno menuturkan, target pasarnya bukan hanya Pulau Jawa, tapi juga tembus ke Pulau Bali. Ketika matahari bersinar sempurna, proses pengeringan setelah kain diberi warna menjadi lebih cepat dibandingkan saat musim penghujan. “(Produksi, Red) bisa lebih banyak,” jelasnya, Rabu (23/8).

    Cukup lama Sukirno menggeluti kerajinan kain pantai. Menurutnya, selama ini, peminat masih didominasi konsumen dari Pulau Bali. “Pasar ke Bali memang cukup bagus. Pantai di Jawa dan Bali memang menjadi jujukan wisatawan. Semoga ke depan peminat kain pantai semakin bertambah,” ungkapnya.

    Kepala Dinas Perdagangan Koperasi Usaha Kecil Menengah (Disdagkop UKM) Sutarmo menjelaskan, usaha mikro kecil menengah (UMKM) terbukti mampu meningkatkan pendapatan masyarakat dan menyerap tenaga kerja. Pertumbuhan ekonomi semakin positif. ”UMKM  kini menjadi salah satu pilar utama menopang ekonomi nasional,” ujar dia.
    Pemkab, lanjut Sutarmo, ikut mendukung kemajuan UMKM seperti menggratiskan perizinan, memberikan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga rendah, mendistribusikan corporate social responsibility (CSR).

    Konkretnya, bagi pengusaha pemula diberi bantuan modal usaha Rp 0 juta-Rp 13 juta melalui E-Proposal Kementerian Koperasi dan UKM. Bagi Pelaku UMKM yang akan membuka lapak daganganya, bisa melalui toko online gratis Sadewa Market.

    Jumlah UMKM di Sukoharjo saat ini tercatat 11.187 unit. Terbagi usaha mikro 5.566 unit, usaha kecil 4.465 unit dan usaha menengah 1.156 unit. Khusus UMKM jamu di Nguter beranggotakan 73 pelaku usaha. ”Kami juga sering melakukan bimbingan teknis (bintek),” terang Sutarno. (yan/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top