 |
| agus/radarbanyumas |
Sekdes Darmakradenan Ahmad Miftah mengatakan, jika musim kemarau tiba aliran sungai Tajum yang mengalir di wilayah Desa Darmakradenan surut. Surutnya air sungai dimanfaatkan warga sekitar untuk mencari ikan dengan nama Gebyuk Tajum yang sudah dilaksanakan secara turun temurun.
"Saat ini cuaca tidak mendukung walaupun belum musim kemarau tapi air sungai Tajum sudah surut. Dan biasanya warga mencari ikan dengan alat sederhana dengan nama Gebyuk Tajum yaitu mencari ikan dengan sirib atau jaring yang dilakukan bersama warga lain,"katanya, Jumat (25/8).
Lebih lanjut Ahmad Miftah mengatakan, tahun lalu atau 2016 warga tidak bisa menggelar tradisi Gebyuk Tajum karena tidak ada musim kemarau. Tahun ini, walaupun tidak hujan sampai beberapa hari namun gerimis masih turun. Sehingga warga takut untuk mencari ikan di sungai.
"Warga masih menunggu cuaca yang mendukung yaitu panas terik seharian dan saat ini jika ada panas terik seharian, aliran air surut biasanya sudah ada yang turun ke sungai. Kalau masih ada mendung, warga takut di hulu ada hujan dan sungai bisa banjir,"jelasnya.
Seperti diketahui, Gebyug Tajum afalah menangkap ikan menggunakan sirib atau sejenis jaring yang dibuat berbentuk segi empat secara beramai-ramai. Gebyuk ikan pun dimulai sejak jaman nenek moyang mereka hingga sekarang terus dilestarikan oleh anak cucu.
Warga bersama dengan rombongan secara beramai-ramai akan berendam menyusuri sungai mencari ikan sampai dapat hingga menjelang maghrib. Kegiatan rutin di musim kemarau yang menjadi tradisi dan ajang silaturahmi warga dengan Gebyuk Kali. (gus)
