• Berita Terkini

    Selasa, 04 Juli 2017

    Warga Wonogiri Gugur dalam Kecelakaan Heli Basarnas

    IWAN KAWUL/RADAR WONOGIRI
    WONOGIRI – Catur Bambang Sulistyo, 30, anggota Basarnas warga RT 1 RW 3 Lingkungan/Kelurahan Kayuloka, Kecamatan Sidoharjo sudah akan lepas tugas di Pos Pengamanan Lebaran Batang, Jateng, per Senin (3/7). Namun, karena terjadi letusan Kawah Sileri, Pegunungan Dieng, Jateng, dia terpanggil menolong para korban.

    Sayang, helikopter yang ditumpangi Catur dan timnya jatuh menabrak lereng Gunung Batuk di Canggal, Candiroto, Temanggung, Minggu (2/7). Bapak dua anak itu pun ikut gugur.

    Bungsu dari empat bersaudara tersebut, kemarin dimakamkan di Astonoloyo Kayuloko sekitar 200 meter dari rumah duka. Sebelum dibawa ke rumah duka, jenazah disalatkan di rumah mertua Girimarto RT 02 RW 01 Kecamatan Girimarto.

    Ambulans yang membawa jenazah Catur yang berangkat dari Semarang tiba di rumah duka sekitar pukul 14.15. Salah seorang kerabat Tantyo Wibowo, 45, menjelaskan, putra bungsu pasangan Slamet HS, 69, dan Darmi, 60, tersebut meninggalkan seorang istri yakni Rizky, 30, dan dua anak Deva Al Fahri, 6, serta Anindya Aceline, 3.

    "Terakhir bertemu dengan almarhum Rabu (28/6,Red) atau H+2 Lebaran saat dia pulang ke rumah Wonogiri. Seminggu sekali juga pulang ke rumah istrinya Girimarto. Istrinya mengajar di SD negeri di Girimarto dan Catur bertugas di Semarang. Jadi sering pulang," bebernya.

    Menurut Tantyo, selama Lebaran, Catur ditugaskan di daerah Batang, Jateng. Dia seharusnya sudah pembubaran tugas di pos pengamanan Lebaran pada Senin (3/7). Tetapi karena terjadi letusan Kawah Sileri, Catur bersama delapan orang lainnya kembali bertugas untuk memberikan pertolongan.

    "Tidak ada firasat apa-apa. Saat bertemu yang terakhir hanya ngobrol-ngobrol biasa bersama keluarga. Sebelumnya almarhum janji segera pulang kepada istrinya setelah tugas lebaran selesai," kata Tantyo.

    Sementara itu, usai peti mati yang diselimuti bendera Merah Putuh diturunkan dari ambulans, segera dibawa masuk ke ruang utama rumah duka. Istri, ibu dan kerabat korban menangis histeris.

    Rampung disalatkan, peti jenazah kembali dimasukkan ambulans untuk dibawa ke lokasi pemakaman. Di dalam ambulans, istri Catur, terus memeluk peti mati jenazah suaminya.

    Salat jenazah kembali digelar di Masjid Al Ikhlas depan Astonoloyo Kayuloko. Ratusan anggota SAR Eks Karesidenan Surakarta mengikuti prosesi pemakaman Catur dari awal hingga akhir.

    Budiantoro, kerabat Catur yang juga menjabat staf keuangan Basarnas Kantor SAR Semarang menerangkan, sejak masih sekolah, Catur memang bercita-cita menjadi anggota Basarnas. Sebab itu, ketika ada perekrutan anggota baru 2006, dia langsung mendaftar dan diterima.

    "Kita merasa kehilangan. Bukan hanya satu, tapi empat anggota rescue terbaik kami (gugur,Red). Keempatnya satu angkatan 2006," jelas Budiantoro.
    Bupati Wonogiri Joko Sutopo didampingi Ketua DPRD Setyo Sukarno dan Wakil Ketua DPRD Suhardono yang ikut melayat menyatakan duka cita mendalam. “Almarhum merupakan salah satu putra terbaik Wonogiri yang gugur dalam menjalankan misi kemanusiaan,” kata Jekek.

    Sekadar informasi, Catur merupakan alumni SMAN 2 Wonogiri. Pada April 2006 menjadi jadi PNS dengan posisi Pengatur (II/C). Di Basarnas, Catur menduduki jabatan Rescuer Terampil dengan masa kerja 11 tahun. (kwl/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top