• Berita Terkini

    Jumat, 21 Juli 2017

    Sampah Antariksa Berbahaya Jatuh di Sumatera Barat

    ILUSTRASI
    JAKARTA - Benda asing yang jatuh di Nagari Sungai Batang, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Selasa malam (18/7) dipastikan berasal dari serpihan tabung bahan bakar roket Longmach/Chang-Zheng 3 buatan Tiongkok.


    Kepala Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) Thomas Djamaluddin menuturkan bahwa roket tersebut digunakan Tiongkok untuk meluncurkan satelit navigasi Beidou M1 pada 13 April 2007. Roket tersebut sudah mengitari bumi selama 10 tahun.


    Setelah diluncurkan 10 tahun lalu, roket tingkat 3 Chang-Zheng terlepas dari Beidou. Roket ini lantas mengorbit bumi dengan lintasan berbentuk elips dengan jarak terjauh 22.000 km dan jarak terdekat 200 km dari bumi. Lalu, hambatan atmosfer perlahan membuat Chang Zheng melenceng dari orbit dan tertarik ke atmosfer padat hingga masuk pada ketinggian 120 km di atas permukaan bumi. “Roket tidak bisa melanjutkan orbit, akhirnya jatuh,” kata Thomas kemarin.


    Roket tingkat 3 Chang Zheng, kata Thomas, sebenarnya berukuran besar. Namun roket pecah saat memasuki atmosfir. “Pecahan lainnya mungkin jatuh di laut atau hutan,” lanjut Thomas. Gambar yang direkam LAPAN menunjukkan lintasan orbit roket menjelang jatuh. Lalu objek tersebut memasuki atmosfer Sumbar sekitar pukul 09.07 WIB.


    Menurut Thomas, sampah antariksa semacam itu berpotensi jatuh di mana pun di permukaan bumi. Indonesia sendiri tercatat sudah lima kali ketiban sampah luar angkasa. Tempat jatuhnya biasanya di laut, hutan, atau gunung karena mereka adalah wilayah bumi yang terluas. Hingga saat ini belum ada metode yang bisa memetakan kapan maupun di mana sampah angkasa akan jatuh. “Wilayah prediksinya sangat luas, bisa ribuan kilometer, jadi tidak bisa diantisipasi,” katanya.


    Padahal, sampah antariksa tergolong berbahaya. Pertama adalah bahaya benturan maupun ledakan saat benda tersebut menghantam bumi. Tapi kemungkinannya masih sangat kecil. Selain itu masih ada bahaya sisa bahan beracun. Karena itu, jika sampah angkasa jatuh di dekat pemukiman, masyarakat diharapkan jangan langsung menyentuhnya dengan tangan. Jika perlu memindahkan, harus menggunakan sarung tangan. “Paling penting segera laporkan ke aparat setempat dan ke LAPAN untuk ditindaklanjuti,” katanya.


    Bagaimana jika terdapat kerugian material maupun korban jiwa? Thomas mengatakan, ada hukum internasional yang mengatur tentang sampah angkasa itu. Negara yang kejatuhan sampah bisa menuntut negara pemilik. “Dua negara bisa menunjuk negara ketiga untuk negosiasi soal ganti rugi,” pungkasnya. (tau/oki)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top