• Berita Terkini

    Minggu, 30 Juli 2017

    Garam Impor Tiba 10 Agustus

    ILUSTRASI
    JAKARTA-  Dalam waktu dekat, pemerintah akan segera mendatangkan 75 ribu ton garam bahan baku untuk mengatasi kelangkaan garam di tanah air. Jika sesuai rencana, garam akan tiba di tanah air pada 10 Agustus mendatang


    Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Oke Nurwan mengungkapkan bahwa kebutuhan garam konsumsi di dalam negeri saat ini sangat mendesak. Setelah melalui berbagai pertimbangan, keputusan impor diambil. “Pemerintah menugaskan PT Garam untuk melakukan importasi,” katanya di Jakarta kemarin (28/7)


    Pembahasan impor garam dilakukan lintas Kementerian dan Lembaga (KL) dibawah koordinasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP Brahmantya Satyamurti Poerwadi, mengungkapkan bahwa garam impor akan tiba di tanah air melalui tiga pelabuhan yakni Ciwandan, Banten, Tanjung Perak, Surabaya, serta Belawan, Medan.


    Pria yang akrab disapa Tio tersebut mengungkapkan dua indokator menjadi acuan perhitungan kebutuhan garam nasional. Yakni industri pergaraman rakyat plus ketersediaan di PT Garam.


    Normalnya, dua sektor produsen garam tersebut mampu menghasilkan 2 sampai 2,5 juta ton garam setiap tahun atau 166 ribu ton setiap bulannya. Pada bulan Mei hingga Juli 2017 kemarin, stok nasional drop ke angka 63 ribu ton. “Ini kan sudah jauh sekali selisihnya, kita mesti segera ambil tindakan,” kata Tio.


    Tio menambahkan, bahwa saat ini produksi garam nasional memang lesu. Faktor utamanya memang cuaca yang tidak bisa diprediksi. Stok dari musim kemarau awal tahun lalu juga belum banyak membantu. Namun ia berharap, setelah Agustus 2017, produksi garam di tingkat petani akan berangsur-angsur pulih.


    Impor 75 ribu ton garam ini kata Tio adalah tahap pertama. “Kalau setelah Agustus membaik, mungkin tidak diterbitkan lagi ijin impor periode berikutnya,” katanya.

    Setelah tiba, proses distribusi mulai dari pelabuhan hingga ke end-user akan dikawal ketat oleh personel dari Bareskrim Polri, Dirtipideksus Bareskrim Kombes Pol Agung Setya berjanji mendampingi proses pengadaan garam ini. “Kami akan koordinasi dengan satgas pangan maupun Polda di daerah,” katanya.


     Dirut PT Garam Boediono mengungkapkan bahwa pihaknya sudah menghubungi beberapa produsen garam di Australia siang kemarin. “Disitu tersedia cukup, jaraknya juga dekat, jadi bisa lebih cepat pengadaanya,” ungkapnya.


    Garam bahan yang diimpor adalah garam dengan kadar natrium klorida (NaCl) sebesar 97 persen.  Garam impor ini nantinya akan diprioritaskan untuk Industri Kecil dan Menegah (IKM) yang mengkonsumsi garam dibawah 5 ton per minggu.


    Budi mendata, setidaknya ada 200 IKM di Jabar maupun di Jateng, dan 250 IKM di Jatim. Untuk harga sendiri, Boediono belum bisa memastikan. “Kami nunggu kabar lebih lanjut dari penyedia garam impor di Asutralia, semoga bisa lebih murah,” katanya. (tau)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top