• Berita Terkini

    Jumat, 28 Juli 2017

    Benar-benar Terjadi, Ada Pelajar Bayar Angkot Pakai Kupon Martabak!

    imam/ekspres
    KEBUMEN (kebumeneskpres.com) - Ribetnya prosedur dan tersendatnya pembayaran pada program  Pemkab Kebumen terkait angkutan bagi masyarakat dan siswa miskin, membuat awak angkutan di Kebumen menggelar aksi protes. Persoalan awak angkutan dengan Pemkab itupun menjadi sorotan utama media dalam beberapa hari terakhir.

    Nah, terkait dengan tiket atau kupon angkutan gratis bagi masyarakat dan pelajar, ada kejadian menarik yang dialami Sarwono, seorang awak angkutan jurusan Petanahan. Alih-alih karcis angkutan, yang diterima, Sarwono  mendapati ada kupon martabak yang terselip di antara kupon-kupon lainnya.

    Menurut Sarwono, kejadian itu dia alami pada Selasa lalu (25/7/2017). "Karena memang angkutan kami menjadi salah satu angkutan gratis, banyak pelajar yang membayar pakai kupon. Karena sudah biasa, saya tak terlalu memperhatikan. Saya baru tahu kalau ada kupon martabak terselip dalam kupon angkutan gratis setelah sampai di rumah," ujar Sarwono, Kamis (27/7/2017).

    Jelas, kartu angkutan gratis cap martabak itu tak dapat dicairkan. Namun bagi Sarwono, peristiwa itu juga menjadi pengalaman lucu.   “Saya tidak tahu, siswa sengaja menggunakan kupon martabak untuk  mengelabui sopir atau memang dia tidak sengaja melakukan itu,” ucapnya sambil tertawa.


    Program angkutan gratis atau disebut Pelayanan Angkutan Gratis Bagi Pelajar Miskin dan Warga Miskin (Pakis Gamis) merupakan salah satu program unggulan Bupati-Wakil Bupati Kebumen untuk membantu masyarakat miskin. Masyarakat dan pelajar kurang mampu menjadi sasaran program yang diluncurkan resmi pada 5 Maret 2017 itu.

    Teknis pelaksanaannya, warga masyarakat mendapat kupon atau kartu yang bisa mereka gunakan saat naik angkutan umum. Lantas, awak angkutan mencairkannya kepada Pemkab Kebumen serta dibantu DPC Organda Kebumen. Data Pemkab menyebutkan ada 39.500 masyarakat miskin yang sudah terjangkau. Mereka dilayani 713 angkutan yang tersebar di 46 trayek di Kebumen.

    Awalnya, program tersebut dapat berjalan dengan baik, sebab terdapat dana talangan dari Pemkab melalui Dishub. Namun pasca lebaran dana talangan tidak lagi diperbolehkan. Sudah begitu, ada syarat minimal pencairan Rp 50 juta membuat awak angkutan keberatan melaksanakan program ini.

    Hingga kemudia, sejumlah awak angkutan  mencopot stiker dan tidak lagi mau menerima program itu. Namun pada Kamis (27/7/2017), awak angkutan kembali bisa melayani angkutan gratis setelah ada jaminan dari Dishub Kebumen syarat pencairan itu akan dipermudah. (mam/cah)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top