• Berita Terkini

    Rabu, 21 Juni 2017

    Takmir Masjid se-Kebumen Tolak Faham Khilafah

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Takmir masjid se Kabupaten Kebumen menyatakan akan menjaga keutuhan Bangsa Indonesia dengan menolak faham khilafah, radikalisme dan inteleransi.

    Mereka juga siap menjaga keutuhan NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika. Siap mendukung program program Pemkab Kebumen untuk kesejahteraan rakyat. Siap menjaga terwujudnya Kebumen Kondusif, damai, aman dan nyaman. Serta siap menjaga nilai nilai tradisi dan kearifan lokal yang berlaku di Kabupaten Kebumen.

    Pernyataan itu disampaikan para Ketua Takmir Masjid Besar tingkat kecamatan yang ada di Kabupaten Kebumen pada acara sarasehan Ketua Takmir Masjid Jami di Aula Masjid Agung Kauman Kebumen, Selasa (20/6).

    Pernyataan sikap itu disaksikan oleh Ketua MUI Kebumen KH Nursodik, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kebumen Mohammad Dawamudin. Kabag Kesra Setda Kebumen Wahib Tamam, dan Kepala Kantor Kesbangpol Nurtaqwa Setyabudi.

    Kabag Kesra Setda Kebumen Wahib Tamam, mewakili Wakil Bupati Yazid Mahfudz, menyampaikan tidak ada tempat untuk intoleransi dan radikalisme di Kebumen. Karena itu, berbagai upaya untuk mencegah dan membatasi ruang gerak kelompok radikal dan intoleran.

    "Termasuk oleh takmir masjid. Saya mengajak semua pihak, termasuk takmir masjid,  untuk mengoptimalkan perannya masing-masing. Sudah bukan saatnya lagi kita berwacana. Masyarakat, daerah dan bangsa  menunggu kiprah kita," tegasnya.

    Wahib menyebut beberapa langkah yang dapat dilakukan diantaranya meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai unsur aparatur. Mulai desa/kelurahan, kecamatan, hingga kabupaten secara berjenjang, dalam rangka mencegah berkembangnya faham dan ideologi radikal dan intoleran.

    Kemudian, memberdayakan peran para guru, para kyai/ustadz/ulama, tokoh masyarakat, serta tokoh agama agar memberikan pemahaman agama yang benar dan lurus.
    Selanjutnya, melaporkan perkembangan situasi kamtibmas di tingkatan wilayah masing-masing pada kesempatan pertama secara berjenjang kepada aparatur keamanan setempat.

    "Di sisi lain, kita juga tidak bisa menuding hanya Islamlah yang memiliki benih radikalisme. Karena benih radikalisme dan intoleransi bisa tumbuh di mana saja. Di agama apa saja. Jangan sampai karena nila setitik, rusak susu sebelanga," tegasnya. (ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top