• Berita Terkini

    Sabtu, 17 Juni 2017

    Tak Mampu Beli Cat Waktu Kecil, Darto kini Jadi Pelukis Lumpur

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN-Selama ini lukisan umumnya selalu identik dengan sapuan kuas cat pada kanvas atau goresan pensil pada kertas. Namun Darto SPt (45) punya gaya berbeda untuk menyalurkan hoby melukisnya. Warga Rt 3 RW 3 Desa Jatijajar Kecamatan Ayah ini melukis justru menggunakan bahan berupa tanah liat.

    Kepada Kebumen Ekspres, bapak tiga anak ini mengaku bahwa melukis sudah merupakan bagian dan kebutuhan bagi kehidupannya. Dia mengaku telah melakoni melukis sejak kecil. Bahkan ide melukis berbahan tanah liat alias lumpur juga berdasarkan pada pengalamannya di waktu kecil.

    “Dulu saat kecil karena tidak punya uang untuk beli cat, saya sering melukis pada dinding rumah menggunakan tanah,” tuturnya, Jumat (16/6/2017).

    Dengan menggunakan bahan tanah, maka Darto dapat dengan mudah menghapusnya saat bosan dengan lukisan yang telah dibuat. Setelah dihapus bersih, dinding kembali dilukis ulang. Kebiasaan itu ternyata berlangsung hingga dia dewasa. Bahkan hingga mempunyai istri dan anak. “Dengan melukis, maka manusia dapat mengekspresikan atau menyalurkan sisi lain dari dirinya yang selama ini belum atau tidak dapat terekspos,” terang suami dari Siti Nasiah itu.

    Bagi Darto lukisan yang dia buat tak ubah seperti catatan harian. Lukisan bagi dirinya juga bak seorang anak. Anak merupakan sebuah karya yang dilakukan oleh suami dengan istrinya. Lukisan juga sebuah karya yang dilakukan oleh manusia bersama pikiran dan sisi lain manusia. “Ini sama-sama sebuah karya yang agung. Seni juga tidak bisa dilihat dan dinikmati hanya pada sebatas objek. Seni dinikmati dengan jiwa,” paparnya.

    Darto juga membuka kesempatan bagi siapa saja yang ingin belajar melukis dengan tanah dari dirinya. Hal itu dapat dilaksanakan dengan gratis, yakni datang langsung ke rumahnya. Peserta akan belajar melukis menggunakan bahan tanah liat. Inti dari belajar yakni jangan ragu untuk menggoreskan tangan saat melukis. Selain itu jangan pernah terbebani sebab melukis itu tidak harus bagus. “Untuk mencari beberapa warna tanah, saya sampai ke Bengkulu, Kalimantan dan tempat-tempat lainnya. Namun di Ayah sendiri setidaknya terdapat empat warna tanah yang berbeda,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top