• Berita Terkini

    Sabtu, 01 Juli 2017

    Tagih Janji Relokasi Rumah, Jafar Akan Temui Bupati Kebumen

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Salah satu korban tanggul longsor Sungai Lukulo Amad Jafar (67) warga RT 1 RW 5 Dukuh Tembana Desa Kutosari Kecamatan Kebumen, dalam waktu dekat berencana akan sowan Bupati Kebumen Ir H Mohammad Yahya Fuad SE.  Kedatangannya untuk bertemu dengan orang nomor satu di kabupaten berselogan Beriman ini, yakni untuk menagih janji relokasi rumah.

    Amad Jafar merupakan salah satu dari tiga korban yang rumahnya terkena dampak dari longsornya tanggul Sungai Lukulo beberapa bulan lalu. Rumah Amad Jafar kini hanya berjarak dua meter dari bibir tebing Sungai Lukulo dengan kedalaman sekitar 32 meter. Akibatnya rasa was-was pun selalu menghantui keluarga Amad Jafar, terutama saat hujan deras.

    Saat ditemui Ekspres di rumahnya, suami Surati (49) itu pun menjelaskan, saat terjadi bencana longsor rumahnya masuk dalam zona bahaya. Untuk itu Pemerintah  Kebumen merelokasinya, dengan memberi bantuan untuk mendirikan rumah.  Dua warga yakni Warid (58) dan Karim (42) warga RT 3 RW 5 Desa Kutosari Kebumen membangun rumah di tanahnya sendiri.

    Sementara karena tidak mempunyai lahan maka Amad Jafar membangun rumah di tanah bengkok desa. “Terdapat tiga bantuan yakni Rp 1,5 juta untuk ngontrak, Rp 20 dari Pemerintah Kebumen dan Rp 20 juta dari BPBD untuk bangun rumah. Dengan demikian dana untuk membangun rumah semuanya Rp 40 juta,” tuturnya, Jumat (30/6/2017).

    Dijelaskannya setelah diterima, kemudian  dana diserahkan kepada panitia pembangunan.  Amad menerima bantuan dalam bentuk material bangunan. Sedangkan untuk membangun rumah dilakukannya sendiri, sebab kebetulan Amad berprofesi sebagai tukang batu. “Namun kini dana tersebut telah habis. Padahal bangunan  rumah yang dimaksud belum ditembok apalagi atap. Sementara dana bantuan habis hanya untuk membangun tiang dan mengecor lantai dasar saja,” terangnya.

    Kini Amad terpaksa kembali ke rumah lamanya, dan menghuni dengan penuh rasa was-was. Sebab masa kontrakkanya telah habis dan tidak lagi punya uang lagi untuk melanjutkan.  Sedangkan rumah yang dijanjikan untuk relokasi, belum dapat dihuni. “Kami tidak mengharapkan rumah yang bagus, yang penting dapat untuk berteduh dari panas dan hujan. Rumah telah ada temboknya dan beratap,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top