• Berita Terkini

    Kamis, 29 Juni 2017

    Saat Penganut Aboge di Kebumen Rayakan Lebaran

    sudarno ahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Meski shalat Idul Fitri 1438 Hijriyah telah dilakukan pada Minggu (25/6), namun warga di sejumlah desa di Kecamatan Karanggayam, baru merayakannya dua hari setelahnya. Yaitu pada Selasa (27/6/2017). Tradisi itu sudah berlangsung ratusan tahun di wilayah pegunungan utara Kebumen.

    Sejumlah desa yang baru merayakan Lebaran pada Selasa (27/6) diantaranya, Desa Logandu, Karangreja, Clapar, Gunungsari, Soma, Ginandong dan sejumlah desa lainnya di wilayah Kecamatan Karanggayam.

    Suparman, warga Desa Logandu, mengatakan tradisi itu sudah dilakukan sejak ratusan tahun. Dia mengaku tidak mengetahui persis kapan tradisi itu dimulai dan masih dijaga hingga saat ini. "Dari dulu-dulunya memang kaya gitu. Ya kita ikuti kata orang-orang tua kita," tutur Suparman, kepada Kebumen Ekspres, Selasa (27/6/2017).

    Menurut penuturannya, warga melakukan puasa dan shalat Idul Fitri waktunya sesuai dengan ditetapkan oleh pemerintah. Tetapi hanya perayaan Idul Fitri yang tidak langsung dilakukan. "Kalau mulai puasa sama shalat iednya sama," tegasnya.

    Warga Desa Gunungsari, Solikin (55), menjelaskan bisa saja warga merayakannya sehari setelah Shalat Idul Fitri. Tetapi karena jatuhnya pada hari Senin, diundur sehari kemudian.

    Hari Senin bagi sebagian warga Kecamatan Karanggayam merupakan hari pantangan. Yakni hari yang tidak baik untuk melakukan berbagai aktifitas. "Seperti memotong hewan ternak atau untuk acara-acara tertentu, kami memang menghindari hari Senin," kata Solikin.

    Selain hari Senin, hari pantangan lainnya yakni hari Sabtu. "Asal kalau bukan hari Senin atau Sabtu sehari setelah shalat ied, kita bisa langsung Lebaran. Tapi kalau kaya tahun ini, ya kita tunda sehari," ungkapnya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top