• Berita Terkini

    Sabtu, 03 Juni 2017

    Rob Capai 60 Cm, Warga Pekalongan Kebingungan Mau Tarawih

    MUHAMMAD HADIYAN
    TIRTO - Bencana rob kembali menguji masyarakat pesisir Kota Santri di tengah menjalankan ibadah puasa. Bagaimana tidak. Ketinggian air rob di permukiman mencapai 60 meter. Tidak hanya ratusan rumah yang tergenang, sejumlah mushola juga turut terendam hingga warga kesulitan menjalankan salat tarawih.

    Berdasarkan informasi yang terhimpun, rob merendam pesisir Kecamatan Tirto dan Wonokerto. Seperti yang terjadi di Desa Jeruksari, Kecamatan Tirto. Luapan air laut merendam sekitar 800 rumah penduduk. Selain itu, terdapat empat akses jalan yang tak bisa dijangkau kendaraan bermotor karena tingginya genangan rob.

    Perangkat desa setempat, Wahyu menuturkan, kenaikan air ini sangat tinggi. Bahkan lebih tinggi dibanding Ramadan tahun lalu. Siklus meluapnya air laut itu terjadi setiap pukul 5 sore hingga 10 malam. "Kalau rob sudah datang, semuanya tergenang. Termasuk akses jalan utama yang sudah ditinggikan. Jalan utama ini tergenang sampai kedalaman 10 centimeter. Kalau di perkampungan, rob sudah sedalam setengah meter lebih," terang Wahyu.

    Dikatakan, ada sekitar 800 rumah atau 60 persen dari total rumah penduduk di desanya yang terendam. Lokasi paling parah di Rw 5, Rw 7 dan Rw 3. Ia mengungkapkan, terdapat empat akses jalan yang tergenang air cukup tinggi sehingga tidak bisa dilewati sepeda motor.

    "Jalan yang sudah tak bisa dilewati di antaranya jalan di wilayah Rw 3, Rw 7 dan dua ruas jalan di Rw 1. Jika warga mau lewat harus memutar jauh. Selain empat jalan tersebut, ruas jalan utama yang belum terselesaikan sepanjang 180 meter juga sudah sulit dilalui motor. Banyak kendaraan yang mogok karena air menggenangi jalan utama tersebut yang belum diselesaikan tersebut," jelasnya.

    Kondisi ini membuat warga setempat kesulitan menunaikan ibadah salat tarawih di mushola. Pasalnya, ada dua mushola yang tergenang rob. Para jamaah harus menyusun lempengan-lempengan kayu di lantai mushola untuk tempat sujud. "Kalau mau tarawih sulit. Banyak yang lari ke masjid jauh. Ramadan tahun ini bisa dikatakan lebih parah dari tahun lalu. Pasalnya, tahun ini jalan utama juga tergenang rob, kalau tahun lalu tidak," kata dia.

    "Kami harap, pembangunan jalan utama yang belum terselesaikan dapat segera diselesaikan. Setidaknya agar minimal rob tidak berdampak pada akses jalan utama," tambahnya.

    Munandir (40), warga Desa Karangjompo juga mengeluhkan hal yang sama. Rob kali ini intensitasnya cukup tinggi. Bahkan ia mengatakan lebih tinggi dibanding tahun lalu. "Ketinggian paling parah ada yang mencapai satu meter di dalam rumah. Itu rumah-rumah yang pemiliknya tidak mampu menguruk lantai," tandasnya. (yan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top