• Berita Terkini

    Selasa, 27 Juni 2017

    Lebaran yang Mengubah Wajah Kebumen Satu Malam

    Warga Desa Sawangan Kecamatan Alian menggelar aksi bola api di malam lebaran, Sabtu (24/6/2017)
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Sama halnya dengan umat muslim di seluruh dunia, datangnya hari raya Idul Fitri pun disambut penuh kegembiraan oleh masyarakat Kebumen.

    Suasana alun-alun Kebumen saat malam lebaran
    Kegembiraan menyambut Idul Fitri tergambar pada Sabtu malam (24/6/2017). Berbagai cara dilakukan Warga Kota Beriman untuk merayakan malam takbiran, baik di perkotaan maupun pelosok.

    Arak-arakan lampion di Desa Sawangan Kecamatan Alian
    Sejak Pemerintah dalam Sidang Isbat Sabtu sore (24/6/2017) menetapkan Minggu (25/6/2017) sebagai 1 Syawal, suasana lebaran langsung terasa.. Alunan takbir bergema dari seluruh masjid. Di sejumlah tempat, warga menggelar takbir keliling melantunkan takbir di jalan-jalan.
    Kemeriahan Takbir keliling di Desa Kawedusan Kecamatan Kebumen

    Di bagian lain, warga memilih turun ke jalan atau  pusat-pusat keramaian seperti pasar, pusat perbenjaan dan ruang-ruang publik seperti alun-alun. Pantauan Kebumen Ekspres, tak ada pusat keramaian sepi dari pengunjung pada malam itu.
    warga Desa Triwarno Kecamatan Kutowinangun melepas 1438 lampion

    Seperti yang terlihat di alun alun kota Kebumen.  Puluhan ribu warga tumpah ruah di alun-alun. Apalagi di tempat tersebut digelar pesta kembang api dan pelepasan balon ke udara.

    Ya, lebaran seperti mengubah wajah Kota Kebumen satu malam. Dari yang biasanya relatif sepi, malam lebaran kemarin Kebumen mendadak hidup hingga tengah malam bahkan pagi. Apalagi cuaca cukup mendukung. Setelah sempat diguyur hujan gerimis, langit kembali cerah pada malam harinya.

    Keramaian ini pun masih berlanjut di hari-hari berikutnya. Yanto (35), warga Kelurahan Tamanwinangun Kebumen mengakui suasana lebaran membuat Kebumen terlihat berbeda, bahkan sejak H-7 saat warga beramai-ramai menyerbu pusat perbelanjaan dan pasar.

    Keramaian itu, membuat Yanto yang sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan itu mencoba peruntungan dengan menarik becak. Untuk profesi sampingan ini, Yanto memilih mangkal di alun-alun saat malam lebaran."Ya lumayan lah Mas. Bisa ikut lebaran seperti yang lain," ujarnya saat disinggung soal hasilnya menjadi penarik becak saat lebaran.

    Pesta kembang api di kecamatan Kuwarasan
    Sementara itu, Arman, salah satu warga yang selama ini merantau di Jakarta mengaku berbahagia bisa berlebaran di kampung halaman. "Suasana malam lebaran ini selalu kami rindukan dan membuat kami ingin selalu pulang saat lebaran," katanya. (cah)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top