• Berita Terkini

    Rabu, 07 Juni 2017

    Cita-Cita Tito Karnavian Bertemu Gus Mus Akhirnya Terpenuhi

    KHOLID HAZMI/RADAR KUDUS
    REMBANG – Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian berkunjung ke kediaman KH Musthofa Bisri atau Gus Mus kemarin sore. Tito dan rombongan datang sekitar pukul 16.20. Mereka disambut iringan rebana dan salawat. Kunjungan tersebut merupakan kali pertama yang sudah diharapkan oleh Tito sejak belum menjadi kapolri.

    Sehari sebelum kedatangan kapolri, ratusan polisi sudah berjaga di sekitar kediaman Gus Mus. Pengamanan semakin ditingkatkan pada hari kedatangan Tito Karnavian kemarin. Mobil polisi baik dari Polres Rembang, Polres Pati, Polres Kudus, dan Polda Jawa Tengah tampak lalu-lalang di jalan menuju kediaman Gus Mus.

    Pengamanan juga terlihat di Stadion Krida Rembang. Wajar, stadion tersebut menjadi tempat pendaratan Tito yang menaiki helikopter dari Semarang. Gus Mus yang sebelumnya duduk di teras rumahnya langsung beranjak begitu mendengar Tito segera tiba.

    Mantan Kapolda Metrojaya ini tiba di kediaman Gus Mus sekitar pukul 16.20. Dia dan rombongan langsung disambut dengan iringan rebana dan salawat. Dia langsung menyalami Gus Mus yang sudah menantinya di perempatan gang kediamannya.

    Dalam kesempatan tersebut, Tito didampingi Kabarhakam Polri Komjen Putut Eko Bayu Seno, Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Tito langung dipersilakan duduk oleh Gus Mus di kursi di teras rumahnya. Tito, Gus Mus, KH Maimoen Zubair (Mbah Moen) dan Ganjar Pranowo duduk besebelahan. Tak lama, tiga tokoh nasional itu langsung beranjak ke atas panggung.

    Gus Mus sebagai tuan rumah menjadi yang pertama memberikan sambutan. Beliau berharap kunjungan tersebut dihitung sebagai amal saleh dan mendapat balasan yang berlipat. ”Termasuk polisi-polisi anak buahnya Pak Tito yang di Rembang, yang sudah menyiapkan ini semua. Saya ucapkan terima kasih,” ungkapnya.
    Tito tak bisa menyembunyikan raut wajah bahagianya begitu bertemu Gus Mus. Dia mengaku sudah berkeinginan sowan ke Gus Mus semenjak jadi kapolda. Bahkan ketika masih menjabat Kapolres Serang, Banten, tahun 2005 lalu.

    ”Beliau ini tokoh nasional. Sudah lama saya ingin bertemu Gus Mus. Tapi karena dulu saya masih jadi kapolres dan kapolda, belum selevel dengan beliau,” ujar Tito sambil berguaru.

    Dia menyoroti demokrasi saat ini yang memiliki dua sisi berbeda. Menurutnya, sistem demokrasi terbuka sangat baik untuk menentukan ke mana arah bangsa akan dibawa. Sebab, ada keseimbangan antara partisipasi dari pemerintah dan masyarakat.

    Tapi, di sisi lain demokrasi terbuka juga memiliki beberapa risiko. Salah satunya, semakin bebasnya orang atau golongan tertentu memeluk suatu ideologi. Di mana, ideologi itu tidak belum tentu tepat bagi bangsa. Seperti, ideologi yang membawa kekerasan untuk mencapai suatu tujuan.
    Di sela-sela sambutan, Tito memberikan bingkisan dan kenang-kenangan kepada dua ulama tersebut. Dia juga memberi tali asih kepada 10 pengasuh pondok pesantren di Kabupaten Rembang.

    KH Maimoen Zubair mengungkapkan pentingnya persatuan bangsa. Menurutnya, persatuan mestinya dibangun dari atas. Jika dari atas sudah bersatu, maka di bawahnya akan mengikuti. ”Sekarang sesama Islam kok ya mrengute koyo ngono. Mari kita satukan semua,” ungkapnya.

    Setelah waktu berbuka tiba, empat tokoh tersebut menikmati takjil yang sudah disediakan. Tito nampak menyantap kurma sambil berbincang santai dengan Gus Mus dan Mbah Moen. Dalam kunjungan tersebut, kapolri dan rombongan juga menunaikan salat tarawih bersama di Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin yang diasuh Gus Mus. (lid/lil)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top