• Berita Terkini

    Minggu, 21 Mei 2017

    Tragedi KA Argobromo di Grobogan Buat Wagimin Terpukul

    Insiden kecelakaan Kereta Api (KA) Agro Bromo Anggrek di perlintasan kereta api tanpa palang di Desa Katong, Kecamatan Toroh, Grobogan, kemarin (20/5) menjadi duka mendalam bagi para keluarga korban. Termasuk, Wagimin 56, warga RT 1 RW 8, Dusun Ketanggan, Desa Katong, Kecamatan Toroh Tembalang, Semarang. Sebab, empat penumpang mobil bernopol B 1937 UZQ hendak menuju rumahnya
    -----------------------
    Laporan Radar Kudus
    ------------------------
    MEREKA termasuk rombongan seserahan hari tasyakuran nikah anaknya Achmad Chosim, 24, dengan Azkiya Adzimatiur, 20, warga Puri Dinas Mas 9, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang. Akibatnya, acara yang sedianya penerimaan tamu dan kenalan antar keluarga berubah jadi duka.

    Meski demikian, acara tetap dilanjutkan. Rangkaiannya sederhana. Keluarga tidak menyalakan sound system. Wagimin hanya memasang tenda, meja, dan kursi. “Saya syok. Saat mendengar ada kabar itu, saya langsung tidak percaya. Rasanya hati sedih dan tidak karuan,” kata Wagimin.

    Kejadian tersebut menjadikan keluarga dari kedua mempelai hanya bisa pasrah. Apalagi semua rombongan yang ikut masih saudara. ”Semuanya masih saudara besan di Semarang. Ada juga teman dan tetangga yang ikut. Kami menunggu proses evakuasi dan dipulangkan ke rumah duka,” ujarnya.

    Dia menjelaskan, anak, menantu, dan besan berangkat bersama dari Semarang dengan menggunakan empat mobil. Anak, menantu dan besannya selamat. Sebab, ikut rombongan mobil depan.

    Seserahan ini dilakukan karena anaknya melangsungkan pernikahan pekan lalu, Jumat (12/5) di Masjid Baitussalam, Puri Dinas Mas 9, Kelurahan Meteseh, Kecamatan Tembalang, Semarang. Kemudian, Sabtu (13/5) dilangsung tasyakuran di rumah mempelai perempuan di Puri Dinar Mas Semarang.

    ”Sebenarnya rombongan ini datang untuk tasyakuran nikah di rumah laki-laki setelah sepasar. Pas acara ada kejadian kecelakaan. Saya hanya bisa mendoakan semoga keluarga bisa diberikan ketabahan,” terangnya.

    Sementara itu, Narto, salah satu warga Desa Katong, Kecamatan Toroh mengaku, kecelakaan di perlintasan kereta api tanpa palang terjadi tidak hanya sekali. Setahun sebelumnya ada truk engkel tertabrak kereta api. Truknya nyangkut di jembatan.

    ”Saat itu sopir truk meninggal dunia. Warga meminta jalan ini diberi palang karena lalu lintas ramai. Posisinya hanya 500 meter dari stasiun Sedadi,” paparnya.

    Sementara itu, akibat insiden itu, penumpang Kereta Api Argo Bromo Anggrek terlantar hingga berjam-jam. Pasalnya, kereta dari Surabaya menuju Jakarta ini terlibat kecelakaan kemarin.

    Kereta bernomor Loko CC 2061392 menabrak mobil Toyota Avanza bernopol B 1937 UZQ di perlintasan kereta api tanpa palang, Desa Katong, Kecamatan Toroh, kemarin. Penumpang pun terlantar di stasiun Sedadi Grobogan.

    Evakuasi itu membutuhkan waktu berjam-jam. Hal itu membuat PT KAI mengganti lokomotif yang didatangkan dari Semarang. ”Sudah tiga jam saya menunggu. Tetapi kereta masih berhenti dan masih menunggu pergantian lokomotif dari Semarang,” kata Andrew, 45 warga Surabaya.

    Saat berada di gerbong dan terjadi tabrakan, dia mengaku, tidak merasakan apa-apa. Hanya ada getaran. Tidak lama kemudian terlihat asap. Kereta berhenti di stasiun.

    Dia melihat petugas PT KAI keluar menggunakan APAR. Petugas berusaha memadamkan mobil Avanza yang tertabrak dan terbakar. ”Setelah ada mobil tertabrak dan berhenti. Seluruh penumpang disuruh keluar dan minta menunggu satu jam untuk pergantian lokomotif dan evakuasi korban. Tetapi, sudah tiga jam belum berangkat,” ujarnya.

    Hal sama diungkapkan Yahuda, penumpang KA asal Surabaya. Dia naik KA dari Surabaya mau ke Cirebon. Sampai di Kabupaten Grobogan berhenti. Dia melihat ada mobil terbakar akibat tertabrak KA. ”Saya tadi sempat turun dan mengambil gambar mobil yang terbakar,” terangnya. (mun/ris)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top