• Berita Terkini

    Jumat, 19 Mei 2017

    Suporter Persijap-PSS Sleman Bentrok, Belasan Luka

    MIFTAHUL ARIFIN/RADAR KUdus
    JEPARA – Oknum suporter Persijap Jepara berulah dini hari kemarin. Bahkan, melakukan tindakan yang anarkis. Mereka tidak hanya menghadang suporter PSS Sleman, tetapi melakukan pengerusakan tersebut fasilitas publik. Belasan orang pun terluka.

    Kejadian ini terjadi selepas pertandingan Persijap dengan PSS Sleman di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) Rabu (17/5) malam. Ribuan oknum suporter Persijap Jepara menghadang suporter PSS Sleman di Jalan Jepara-Kudus KM 17. Bentrok di depan ATM BNI Desa Margoyoso, Kecamatan Kalinyamatan, tidak bisa dihindari.

    Ketegangan kedua suporter ini diduga dimulai saat menit akhir pertandingan. Ketika salah satu pemain PSS Sleman mengalami cidera. Pihak Persijap menilai wasit tidak fair. Imbasnya, ambulans yang membawa pemain PSS Sleman sempat tertahan. Karena pintu keluar tidak segera dibuka. Bahkan, ada oknum suporter Persijap justru melempari dengan botol air mineral.

    Ketegangan berlanjut ketika pertandingan kembali berlangsung. Tuan rumah mengalami kekalahan kedua di kandang. Adanya bibit ketegangan ini sudah diantisipasi panitia pelaksana (panpel) mengatur suporter tidak pulang bersamaan. Panpel meminta supoter PSS Sleman pulang lebih dulu dengan pengawalan aparat keamanan.

    Sebagian suporter PSS Sleman mulai keluar. Namun, gesekan terjadi. Petugas menyemprotkan gas air mata. Ketegangan tidak berakhir. Meski, sebagian suporter PSS Sleman berhasil melewati oknum suporter Persijap dengan pengawalan ketat dari keamanan sekitar pukul 21.30.

    Ternyata di sepanjang Jalan Jepara-Kudus sudah dipenuhi oknum suporter Persijap. Gesekan antarsuporter kembali terjadi di kawasan Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan, sekitar pukul 22.30. Gesekan itu membuat lalu lintas dari Desa Rengging hingga terminal Pecangaan macet. Kedua suporter saling lempar menggunakan botol dan batu. Ada juga yang pakai tongkat.

    ”Awalnya dari oknum suporter Persijap. Suporter Sleman tidak terima. Mereka juga melempar ke suporter Persijap,” ujar Eko, warga Pecangaan Kulon yang saat itu di lokasi.
    Bentrok di kawasan tersebut mengakibatkan satu orang dari pknum suporter Persijap terluka karena lemparan batu. Bentrok berakhir saat dua truk polisi datang. Akhirnya suporter PSS Sleman bisa melewati Pecangaan.
    Hanya hadangan oknum suporter masih berlanjut. Di wilayah Kecamatan Kalinyamatan ada ratusan oknum suporter Persijap sudah siap menghadang. Sekitar pukul 22.30 mereka memecahkan kaca bus Cipta Usaha Jaya dengan nopol AA-1490-BC. Mereka menduga bus itu ditumpangi suporter PSS Sleman. Ternyata bus yang ditumpangi tim ISP Puworejo Junior. Rabu (17/5) sore juga bertanding dengan melawan Persijap Junior di Stadion Kamal Junaidi Jepara.

    Tampaknya oknum itu tidak puas. Sekitar pukul 23.30 suporter Persijap masih saja memblokade jalan. Mereka menunggu suporter PSS Sleman. Jumlahnya semakin bertambah. Tidak hanya menutup jalan, mereka membakar ban dan sisa sampah. Tak berselang lama suporter PSS Sleman tiba.

    Gesekan kembali terjadi. Kali ini lebih menegangkan dibanding gesekan sebelumnya. Muhamad Yazid, salah satu warga RT 6 RW 1, Desa Margoyoso melihat langsung kejadian tersebut mengatakan, mula-mula satu rombongan PSS Sleman tiba di kawasan pertigaan Masjid Besar Kalinyamatan. Mereka disorak suporter Persijap di sepanjang jalan tersebut.

    ”Kloter pertama dari PSS Sleman lolos. Mereka terus berjalan kemudian dihadang di kawasan pertigaan Gotri,” katanya.

    Tidak berselang lama suporter PSS Sleman berikutnya sampai Masjid Agung Kalinyamatan. Seperti rombongan pertama, mereka juga disoraki. Kali ini suporter yang mengendarai mobil pribadi dan bus ini tidak terima. Ejekan berbalas ejekan. Suporter PSS Sleman yang menumpang bus turun. Mereka melawan. Gesekan terjadi lagu.
    ”Saat itu jalan sudah padat. Kloter yang pertama kali lewati hadangan di Pertigaan Gotri. Bentrok terjadi di depan rumah makan Ismun,” ujar Zazid.

    Pada kesempatan yang sama, Yazid melihat dua anak usia sekolah mengendarai motor. Entah siapa mereka. Mereka seolah berjalan tenang. Suporter PSS Sleman bertanya, apakah dari suporter Persijap atau Sleman. Dua anak itu mengaku dari Sleman. Tapi suporter PSS Sleman tidak percaya. Mereka turun dan memuluki anak itu sampai babak belur. ”Motornya hancur. Orangnya sampai tidak bisa jalan,” kenang Yazih.

    Bagi Yazid, malam itu sangat mencekam. Mereka tampak rela mengorbankan nyawa. Saling lembar batu, bakar ban, dan petasan jadi satu.

    Maria, pemilik salon di pinggir jalan mengungkapkan hal serupa. Saat itu sedang menonton televisi. Tiba-tiba kaget karena ada keributan di luar rumahnya. ”Ada pagar milik warga yang baru dipasang dicabut. Kursi milik pedagang di pinggir jalan juga diambil dan dibakar,” katanya.

    Untuk menghindari amukan lebih besar, petugas kepolisian memukul massa dengan tembakan gas air mata. Tetapi, oknum suporter Persijap semakin bertambah dan kembali menyerang ke arah petugas dengan batu dan kembang api.

    Kerumunan berhasil mundur setelah petugas minta bantuan anggota dari Polres Kudus dan Demak. Suporter PSS Sleman pun dapat bergeser menuju Kudus sekitar pukul 01.00.
    Tetapi, belum sepenuhnya aman. Sesampainya di Perempatan Mayong, suporter PSS Sleman kembali dihadang oknum suporter Persijap. Mereka memblokade jalan dengan menaruh sisa-sisa cor jalan. Mereka juga membakar ban bekas. Suporter PSS Sleman kembali diserang. Merasa terdesak, mereka keluar dari bus dan melakukan perlawanan. Bentrok kembali terjadi.

    Kapolres Jepara AKBP Yudiyanto Adi Nugroho mengatakan, dari perlawanan itu suporter PSS Sleman berhasil membakar tiga unit SPM yang ditinggal suporter Persijap. Mereka merusak kaca dan bodi 1 unit mobil Avanza yang terparkir di depan rumah warga.

    Gesekan masih terus terjadi hingga sekitar pukul 03.00. Sekitar pukul 04.00 masa mulau redam. Petugas menciduk beberapa orang yang ditengarai sebagai provokator kerusuhan. Sekitar pukul 04.00 supporter PSS Sleman berhasil keluar dari wilayah Jepara dengan pengamanan Brimob. Mereka pulang melewati jalur Kudus, Puwodadi kemudian ke Boyolali.

    ”Kejadian kemarin malam tidak ada korban jiwa. Hanya beberapa orang mengalami luka,” katanya.
    Kapolres tidak menyebut detail berapa jumlah korban. Korban luka sebagian langsung dibawa ke rumah masing-masing.

    Namun, 13 orang dari Supporter Persijap berhasil diamankan. Mereka dalam proses pemeriksaan. Petugas juga mengamankan 11 SPM yang digunakan sebagai alat kerusuhan. ”Barang-barang itu kami amankan di Polres untuk pemeriksaan lebih lanjut,” katanya.

    Yudianto menambahkan, bentrok antar supporter dipicu kekalahan tim tuan rumah. Ditambah berita yang berdar di media sosial bahwa ada suporter Persijab meninggal karena suporter PSS Sleman. Akhirnya mereka terprovokasi.

    ”Kami sempat mengalami kesulitan untuk memecahkan masa. Karena masa terus menyerang. Petugas yang tidak membawa pengaman akhirnya berlindung,” katanya. (pin/ris)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top