• Berita Terkini

    Kamis, 04 Mei 2017

    Siswa di Pekalongan Tempuh UN di Tengah Banjir

    MUHAMMAD HADIYAN
    Ruang Kelas Kergenang Rob, Siswa Terserang Gatal-gatal

    Sudah tiga hari ini siswa siswi SMP 3 Tirto Kabupaten Pekalongan mengerjakan soal Ujian Nasional (UN). Seperti apa?

    ------------------
    M Hadiyan, Tirto
    -------------------

    MIRIS. Itulah protret pelaksanaan UN di SMP 3 Tirto Kabupaten Pekalongan. Para siswa mengerjakan soal ujian di ruang kelas yang tergenang banjir rob. Selain harus menahan dinginnya air, gangguan gatal-gatal pada kulit kaki juga menjadi ujian tambahan bagi para siswa dalam mengerjakan UN.

    Sebab, luapan air laut yang menggenang sekolah cukup keruh. Terlebih permukaannya dihiasi tanaman matalele yang apabila terkena kulit dapat mengakibatkan gatal-gatal.

    Ketinggian rob di halaman sekolah yang berada di Desa Karangjompo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan ini mencapai 20 centimeter, hingga masuk ke kelas-kelas yang dijadikan sebagai ruang ujian. Akibatnya, para siswa setempat tidak pernah mengenakan alat kaki alias nyeker ketika berangkat sekolah.
    Meski demikian, sebanyak 122 siswa kelas XII di SMP tersebut tidak ada yang absen dalam ujian nasional tahun ini. Mereka tetap semangat mengerjakan soal demi soal meskipun ada kekhawatiran lembar jawaban jatuh ke lantai yang terendam air.

    Rabu (3/5), suasana cukup memperihatinkan. Saat masuk sekolah, genagan air rob setinggi sekitar 50 cm, harus dilalui. Kemudian di dalam ruang pelaksanaan UN, terlihat siswa mengerjakan soal ujian tanpa alas kaki, karena ruangan tergenang.

    Bahkan, suasana sandal siswa yang mengapung di atas genangan, juga menghiasi ruang ujian. Para siswa terlihat sangat hati-hati menjaga lembar soal dan jawaban, agar tidak terjatuh ke air, karena akan berakibat fatal, lembar UN basah dan sobek.

    Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Tirto, Nariko Candra K, menyebutkan, secara umum siswa tidak ada kendala mengikuti UN. Sebanyak 122 peserta UN, semuanya hadir mengikuti ujian, dan mereka sudah selama enam bulan belajar di dalam kelas yang tergenang air.

    "Ya siswa sudah biasa dengan kondisi seperti ini, tapi kan semuanya sangat hati-hati, khawatir lembar UN jatuh kemudian basah. Karena itu nanti akan berakibat tidak baik, sehingga semuanya menjaga lembaran UN baik-baik," katanya.

    Bupati Pekalongan Asip Kholbihi kemarin (3/5), saat meninjau pelaksanaan UN di SMP 3 Tirto, mengaku bangga dengan semangat anak-anak pesisir itu mengikuti ujian di sekolah yang kebanjiran.

    "Cukup membanggakan. Mereka tidak ada yang absen meskipun kondisi sekolah terendam rob. Mereka tetap semangat berprestasi walaupun berangkat tanpa alas kaki," kata Asip.

    Dalam kunjungan tersebut, Asip juga menyerahkan bantuan 200 sepatu boots untuk para siswa korban banjir rob di SMP 3 Tirto. "Bantuan ini diharapkan dapat semakin memupuk semangat anak-anak dalam belajar," ujarnya.

    Asip berjanji, akan terus memperhatikan pendidikan di Kabupaten Pekalongan, khususnya di daerah-daerah terdampak rob. "Untuk SMP 3 Tirto, Pemkab berencana akan membantu pembangunan pagar keliling yang fungsinya menghalangi air masuk ke wilayah sekolah. Selain itu, ke depan pihaknya juga akan melakukan peninggian di ruang-ruang kelas yang tergenang," jelasnya.

    Untuk menanggulangi permasalahan rob di pesisir Pekalongan, pihaknya sudah mulai mengerjakan proyek tanggul melintang penangkal rob di Desa Mulyorejo, KecamatanTirto. Setidaknya dana 3 miliar rupiah telah digelontorkan untuk proyek yang saat ini masih berjalan itu. Tanggul melintang di Mulyorejo ini dibangun untuk menanggulangi persoalan rob di Desa Mulyorejo, Tegaldowo dan Karangjompo.

    "Kita juga dapat bantuan dari pusat untuk penanggulangan rob di wilayah Wonokerto yang nilainya cukup fantastis, yang totalnya mencapai 350 miliar rupiah," ungkapnya. (yan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top