• Berita Terkini

    Sabtu, 13 Mei 2017

    Ruwahan, Pura Mangkunegaran Doakan Keutuhan NKRI

    DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO
    SOLO – Mendekati bulan suci Ramadan, Keraton Pura Mangkunegaran Surakarta menggelar tradisi Ruwahan dengan memanjatkan doa bagi leluhur di Pendapa Ageng Pura Mangkunegaran, Kamis malam (11/5). Tak lupa berdoa untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

    Prosesi Ruwahan diawali dengan membawa perlengkapan upacara adat dari Dalem Ageng melewati Paringgitan menuju Pendapa Ageng. Seorang abdi dalem pusaka (Reksowarastro) juga terlihat membawa pusaka yang merupakan Ageman Daem Mangkunegara I.

    Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IX bersama permaisuri khusyuk mengikuti prosesi tersebut. Sekitar pukul 20.00, dimulai pembacaan doa oleh abdi dalem ulama Pura Mangkunegaran. Dilanjutkan dengan membaca tahlil selama 30 menit dan ditutup dengan santap bersama.

    "Ini merupakan tradisi kebudayaan Jawa untuk mendoakan leluhur atau orang yang telah meninggal dunia yang biasa dilakukan pada pertengahan bulan Ruwah (bulan ke-8 dalam kalender Jawa atau bersamaan dengan Syaban dalam kalender Hijriah,Red)," beber Pengageng Wadono Satrio KMRT Lilik Priarso.

    Dalam upacara adat tersebut, Mangkunegara XI ikut mendoakan dan menyerahkan bunga kepada abdi dalem yang nantinya digunakan untuk nyekar di makam leluhur, seperti di Imogiri, Jogjakarat dan sekitar Kota Solo.

    Lebih lanjut diterangkan pria yang bertugas mengurus upacara adat dan kerabat, makam dan petilasan, setiap malam Jumat setelah tanggal 10 Ruwah, upacara adat serupa selalu digelar.

    Khusus Ruwahan kali ini, sambung Lilik, Mangkunegara XI beserta kerabat dan abdi dalem turut memanjatkan doa untuk keutuhan NKRI di tengah maraknya isu suku, agama, ras, dan antargolongan.

    "Kita tahu kan sekarang isu sosial, politik banyak dikaitkan sama agama. Doanya semoga Indonesia tetap utuh dan satu seperti zaman-zaman perjuangan para pendahulu," tegas Lilik. (ves/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top