• Berita Terkini

    Sabtu, 06 Mei 2017

    Rusuh 200 Tahanan Kabur, Ada yang Sandera Bocah

    PEKANBARU (RP) - Rutan Sialang Bungkuk saat ini dihuni oleh 1870 orang. Ini dengan rincian 910 orang tahanan dan 960 orang narapidana (napi). Kaburnya tahanan dari rutan di Jalan Sialang Bungkuk Keurahan Sialang Rampai Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru ini terjadi Jumat (5/5) sekitar pukul 12.45 WIB dan berawal dari kerusuhan di salah satu kamar di Blok C yang berisi 100 orang tahanan laki-laki.



    Petugas Kepala Jaga Rutan berinisial WR disebut melerai perkelahian dan bertikai dengan salah satu penghuni blok C. Aksinya ini menyulut amarah para napi sehingga terjadinya pengerusakan pintu dan gembok di samping sebelah kanan. Dari informasi yang berkembang, WR dikabarkan sempat disandera oleh tahanan.



    Begitu pintu terbuka, sekitar 200 an tahanan lari keluar ke arah pemukiman Warga sekitar rutan. Petugas langsung melakukan pemblokiran pintu, tahanan yang tertahan mengamuk dan melakukan pengerusakan terhadap fasilitas rutan. Pukul 13.30 WIB, Wakapolda Riau Brigjen Pol Ermi Widyanto tiba dan melakukan pengecekan. Disaat bersamaan, penghuni rutan kembali membuat keributan.



    Terjadinya keributan hingga menimbulkan kerusuhan diduga kuat terjadi karena akumulasi banyak masalah. Oknum petugas lapas disebut melakukan pemukulan terhadap salah satu penghuni rutan. Para pengunjung juga sering  diperlakukan secara tidak manusia sehingga menimbulkan kemarahan.



    Selain itu, tahanan juga masih sering di pungli oleh petugas dan mendapatkan pelayanan yang tidak baik. Di Rutan penganiayaan dikabarkan sering terjadi, sementara itu fasilitas kesehatan juga kurang baik.  Tahanan merasa kesempatan beribadah dibatasi untuk waktu besuk, jika ingin ditambah harus membayar.



    Polda Riau menurunkan dua SSK Brimob ke Rumah Tahanan (Rutan) Kelas II B Pekanbaru di Jalan Sialang Bungkuk untuk meredam kerusuhan yang terjadi di dalam rutan, selain itu ada pula satu SSK dari Polresta Pekanbaru, satu SSK TNI dan 60 orang Satpol PP Kota Pekanbaru, total petugas yang diturunkan berjumlah 460 orang. Pukul 14.00 WIB puluhan Brimob berseragam anti huru hara dengan tameng dan pentungan berbaris pada pintu gerbang luar sebelah kiri. Pasukan ini awalnya berencana akan masuk ke dalam.



    Pintu yang terkunci dari dalam membuat rencana ini terganjal. Pintu besi setinggi hampir 6 meter coba didobrak dan di dorong, namun tak bisa. Dari dalam teriakan terdengar, tahanan sepertinya sudah menguasai bagian dalam rutan. Anggota Brimob ini harus menghindari Batu yang beterbangan dari dalam.



    Pukul 14.30 WIB, asap hitam membumbung dari dalam lapas, diperkirakan napi mulai membakar barang-barang yang ada di dalam lapas. Petugas yang ada di luar menyebut yang terbakar adalah kandang ayam. Dari dalam, pukulan dan hantaman terhadap gerbang beberapa kali terus  terdengar.



    Di rutan, Wakapolda  dan Kapolresta Pekanbaru Kombes Pol Susanto  sempat masuk ke dalam. Wakapolda keluar duluan, tak lama Kapolresta menyusul dan membisikkan pada wakapolda bahwa negosiasi di dalam sedang berlangsung.  Sejak siang saat keruhan mulai terjadi, berbagai kendaraan juga disiagakan seperti mobil ambulance, tahanan, truk polisi, hingga pemadam kebakaran.



    Dampak dari kerusuhan, di pelataran  rutan  berserakan pecahan bongkahan batu.  Beberapa anggota polisi yang berjaga di luar bercerita bahwa di dalam beberapa bagian bangunan sudah hancur. Hingga pukul 14.30 WIB, pasukan Brimob yang disiapkan belum masuk ke dalam lapas. Bersamaan dengan itu, petugas terus bolak-balik beberapa kali petugas membawa kembali napi yang berhasil ditangkap.



    Untuk memantau kondisi di dalam, Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru  Kompol Bimo menggunakan drone. Pukul 14.43 WIB dari pantauan drone Kasat Reskrim, dua sisi gerbang sepi, tak tampak kumpulan massa tahanan. Sementara, tak berselang lama pukul 15.00 WIB dari pantauan drone humas Polda Riau napi banyak berkumpul di jalan bagian tengah dalam rutan. Tampak pula gerbang dalam terbuka tanpa adanya petugas.''Mereka semua itu,'' kata salah seorang petugas di luar.



    Nanang, salah seorang tahanan yang berhasil ditangkap kembali mengatakan, penyebab terjadinya kerusuhan adalah kondisi yang tak layak serta perilaku petugas yang tak pantas.''Kami satu kamar 30 orang, kami kayak binatang. Apa-apa semua pakai uang. Petugas lapas makan enak,'' keluhnya.



    Kapolda Riau Irjen Pol Drs Zulkarnain mengatakan, pihak kepolisian bersama TNI saat ini fokus menenangkan tahanan yang ada di dalam rutan.''Sekarang bagaimana supaya yang didalam tenang.  Kemudian kami juga menerima penyerahan dari masyarakat,'' jelasnya.



    Dari pengejaran yang dilakukan, terdata ada tahanan yang lari hingga ke Pelalawan. Tahanan di rutsn dikumpulkan dalam ruang khusus, dan setelah tenang akan dimasukkan kembali ke dalam selnya.



    Selain pimpinan kepolisian dan TNI, Penjabat Walikota Pekanbaru H Edwar Sanger SH MSi siang sempat datang ke rutan. Dia menyebut, kondisi rutan yang over kapasitas merupakan salah satu penyebab.''Dari dari penjelasan di dalam, ada berbagai ketidakpuasan, diantaranya over kapasitas dan masalah ketersediaan air,'' sebut Edwar.



    Informasi yang diterimanya, Rutan Sialang Bungkuk hanya bisa menampung 391 orang, namun kini rutan sudah dihuni 1870 orang.''Kita menghimbau bagi tahanan yang lari agar kembali. Apa yang menjadi tuntutan sedang dikordinasikan,'' singkatnya.



    Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Guntur Aryo Tejo SIk memaparkan, jajaran Polda Riau kini sudah melakukan antisipasi.''Razia dilakukan terhadap perbatasan dan jalan keluar yang berpotensi menjadi tempat yang dilewati tahanan yang lari ini,'' sebutnya.



    Dia menambahkan, hingga kini sudah 149 orang tahanan berhasil ditangkap kembali.''Angka ini bertambah terus. Anggota di lapangan masih melakukan pengejaran dan penangkapan,'' jelasnya.



    Salah satu pelarian terjauh dari tahanan yang berhasil ditangkap sampai di Bandar Sri Kijang Kabupaten Pelalawan. Kapolsek Bandar Sei Kijang AKP Hendri Suparto bersama jajarannya menggelar razia dengan sasaran mobil berpenumpang dan travel.



    Pukul 14.17 WIB, dua orang tahanan diamankan dari  dalam dua mobil travel yang berbeda. Kedua orang ini adalah, Suganda, (39) warga Simpang Baserah Kuansing yang terjerat kasus perjudian. Dia rencana lari ke daerah asalnya di Kuansing.



    Sementara tahanan kedua adalah Aris Munandar (27) warga Desa Sialang Indah Pelalawan. Pria yang terjerat kasus penipuan ini rencananya akan lari ke Pangkalan Kerinci.



    Pencarian terhadap para tahanan dan napi yang lari dilakukan petugas jingga di pemukiman-pemukiman warga. Di Gang Abadi Jalan Imam Munandar, Posisi baik berpakaian lengkap maupun bebas menenteng senjata api maupun balok kayu melakukan pencarian. Dibantu pemuda setempat, dua tahanan berhasil diamankan.



    Disini warga panik dan takut. Karena, tahanan datang ke rumah warga tiba-tiba meminta diberi air minum.''Tadi ada orang yang minta air sama saya, tapi tidak saya kasih. Dia terlihat terburu-buru. Setelah itu, dia kembali berlari kearah belakang rumah saya ke semak-semak,'' jelas warga.



    Para tahanan dan napi yang kabur dari rutan cendrung mudah dikenali. Meski berbaju bebas, mereka tampak asing di tengah warga dan bergerak bergerombol serta terburu-buru.



    Di salah satu rumah di Jalan Imam Munandar juga, tahanan ada yang nyelonong masuk ke rumah warga.''Tadi ada dua orang masuk rumah. Karena takut, saya keluar sama anak-anak. Tidak berapa lama, banyak orang yang mengejar sambil memegang kayu,'' tutur pemilik rumah sambil sesenggukan.(Ali).

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top