• Berita Terkini

    Selasa, 02 Mei 2017

    Polisi Cari Terduga Pelaku Pembunuhan Sadis di Jepara

    JEPARA – Keberadaan UM, lelaki asal Desa Tanggul, Mijen, Demak, masih misterius. Petugas kepolisian dari Polres Demak masih mencarinya. Pihak keluarga juga tidak tahu di mana lelaki yang diduga kekasih dari korban pembunuhan Ayu Kurniyandani. UM hanya berpamitan pergi kerja ke Jakarta.

    UM dikabarkan meninggalkan rumah Rabu (26/4) sore. Sehari sebelum mayat Ayu ditemukan tewas terbungkus karung di Sungai Wulan, Desa Bungo Lor, Wedung Demak, Kamis (27/4) lalu. UM menghilang setelah kakak kembar Ayu, Alfi Priyandani, mendatangi rumah UM untuk menanyakan korban  yang hilang sejak Minggu (23/4) lalu. UM dicurigai kuat ada hubungan dengan kematian korban.

    Dari keterangan Aida, salah satu sahabat korban, Ayu dan UM tak hanya saling kenal. Keduanya sudah menjalin hubungan sekitar empat bulan lalu. ”Ayu penah bilang ke saya kalau sama UM sudah pacaran. Dia bilangnya awal Januari lalu,” katanya.

    Aida dua kali dikabari, korban bertemu UM. Pertama di Jembatan Kalinayar dekat rumah korban. Maret lalu, korban bilang mau ketemu UM setelah mengantar Aida ke rumah di Desa Pecuk, Mijen Demak.

    ”Korban kenal UM dari salah satu tetangganya. Namun saya tak tahu siapa tetangganya itu. Karena Ayu tak menceritakan nama tetangga yang mengenalkan itu kepada Aida,” ucap Aida.


    Disinggung mengenai sosok Haris, lelaki yang diketahui sebagai pacar korban, kata Aida, Haris juga pacar korban. Menurutnya, korban memang sering gonta-ganti pacar. Aida tak menampik jika korban punya lebih dari dua pacar. ”Pacarnya banyak. Tapi yang saya tahu cuma UM dan Haris. Yang lain tidak tahu. Ayu tidak banyak cerita,” katanya.

    Untuk mengetahui siapa sebenarnya UM, Jawa Pos Radar Kudus melakukan penelusuran dengan mendatangi rumah UM di Desa Tanggul, Mijen, Demak, kemarin. Kasak-kusuk mengenai dugaan keterlibatan UM atas kematian Ayu lagi hangat di Desa Tanggul. Banyak warga sudah mendengar. Terutama setelah petugas kepolisian, baik yang berseragam maupun berpakaian bebas (intel), mendatangi rumah UM di kawasan RT 2/RW 2.

    Semula, wartawan koran ini mendatangi rumah Moh Zazri, Kepala Desa Tanggul. Zazri tak tahu banyak soal kehidupan UM. Sebab, UM memang jarang di rumah. Sejak kecil, UM sering di luar daerah untuk bekerja. Selain itu, rumah Zazri memang agak jauh dari rumah UM.

    Soal dugaan keterlibatan UM, Zasri juga mengaku tidak tahu. ”Ini kejadian yang asing. Setelah kami mendengar ini, warga antara percaya dan tidak. Di sini tidak pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya,” ujar Zazri.

    Dari rumah kades, Jawa Pos Radar Kudus menuju rumah Zarkoni, Ketua RT 2/RW 2. Rumah UM satu RT dengan rumah Zarkoni. Jaraknya sekitar 50 meter. Zarkoni membenarkan perkataan Kades Zazri. UM memang sejak kecil jarang di rumah. Dia sering kerja keluar ikut orang. Pernah Ke Kalimantan, Sulawesi, dan Jakarta. UM mengenyam pendidikan tidak tuntas. Dia hanya pernah duduk di Sekolah Dasar (SD). Itu pun tidak lulus.

    UM empat bersaudara. Dua kakak dan dua adiknya sudah menikah. Tinggal dia dan satu adiknya yang belum. Di rumah UM hidup bersama ayahnya, RH dan ibunya TM. ”Mereka tergolong keluarga tak mampu,” ujarnya.

    Zarkoni menambahkan, dua malam petugas dari kepolisian sudah mendatangi rumah UM. Kedatangan petugas terkait dugaan keterlibatan UM. ”Saya nggak melihat langsung. Hanya lihat dari masjid ada ramai-ramai. Tadi malam (kemarin malam, Red) juga ada polisi,” ujar lelaki berkepala enam ini.

    Rumah UM sendiri sekitar 20 meter di timur masjid RT 2/RW 2. Masuk gang sekitar 10 meter. Rumahnya sederhana. Terbuat dari kayu berukuran panjang 10 meter. Tembok kayunya dicat hijau. Rumah itu terdiri dari tiga kamar. Satu kamar di kiri, dua kamar di kanan. Rumah tembus dengan ruang dapur di bagian belakang.

    Kemarin, rumah itu tampak sepi. Pintu tertutup rapat. Baru diketahui ada penghuninya setelah wartawan koran ini mengucap salam. Perempuan paro baya membukakan pintu. Dia TM, ibu UM. Sesaat kemudian, RH, bapak UM keluar dari kamar bagian kanan. Pasangan suami-istri itu mempersilakan duduk di kursi bambu panjang. Di sana bapak UM bercerita soal anaknya.

    RH mengaku tak tahu soal dugaan keterlibatan UM. Dia hanya shock begitu petugas mendatangi rumahnya dan memberi tahu soal UM. ”Saya tidak tahu apa-apa,” katanya.
    RH mengaku tak ingat kapan UM meninggalkan rumah. Yang dia ingat, UM hanya pamit untuk berangkat kerja ke Jakarta. Dia dikabari temannya soal pekerjaan itu. Namun, kerja apa di Jakarta, ayahnya mengaku juga tidak tahu. ”Anak saya hanya pamit minta doa restu. Saya selaku orang tua hanya merestuai anak cari rezeki,” katanya.
    Mengenai dugaan pihak kepolisian, ayah UM mengaku pasrah. Kalau memang bersalah biarlah sesuai aturan. Namun dia berharap anaknya tidak terlibat. Sejak kepergiannya, ayah UM mengaku belum pernah berkomunikasi, termasuk lewat telepon.

    Dari rumah UM, Jawa Pos Radar Kudus menemui Mudawam, tetangga UM. Dia tak menyangka jika seandainya UM benar-benar terlibat. Karena dari postur tubuhnya, UM tak menunjukkan gelagat nakal. Selain itu, tak pernah iku tawuran atau semacamnya. Hanya rambutnya sebagian disemir merah. ”Orangnya klewer-klewer,” ucapnya.

    Namun, kata Mudawam, dari informasi yang berkembang, UM memang dikabarkan janjian dengan korban, saat hari pertama korban dinyatakan hilang dari rumah. Bertemunya di mana, tak ada yang tahu. UM lantas meninggalkan rumah Rabu (26/4) sore. ”Diantar anak kecil ke terminal pakai motor,” katanya.
    Informasi lain, lanjut Mudawam, UM pergi membawa handphone (HP) temannya. Sementara HP-nya sendiri ditinggal di rumahnya. (pin/lil)





     










    Berita Terbaru :


    Scroll to Top