• Berita Terkini

    Sabtu, 13 Mei 2017

    Musim Tanam Tiba, Petani Temanggung Jamas Alat Pertanian

    Tradisi jamasan,ternyata tidak hanya dilakukan untuk benda-benda pusaka saja, di Desa Trilir Kecamatan Tlogomulyo, Kabupaten Temanggung petani tembakau melakukan tradisi jamasan Krombyong Gobang untuk alat-alat pertanian mereka, bagaimana jalannya jamasan?
    ------------------------
    SETYO WUWUH Tlogomulyo
    ------------------------
    Ratusan petani di lereng gunung Sumbing tepatnya di Desa Tlirir,berduyun-duyun menuju jalan di tengah ladang menuju makam leluhur di desa tersebut. Sebelum bedug dimasjid desa setempatdibunyikan sebagai tanda di mulainya Salat Jumat.

    Mereka membawa nasi tumpeng dan ingkung ayam kampung mengiringi sebuah gunungan hasil bumi dan bibit tembakau menuju lokasi jamasan. Rupa-rupa sesaji yang mereka bawa ini sebagai ungkapan rasa syukur warga terhadap Sang Pencipta, yang telah memberikan rezeki dan kelimpahan rahamat.

    Tidak hanya itu, sebagian warga juga membawa alat-alat pertanian seperti, cangkul, sabit, Krombyong (alat untuk merajang tembakau tradisional), dan Gobang ( alat untuk mencacah tembakau secara tradisional) dan beberapa alat pertanian lainnya.

    Sesampainya di lokasi acara, kemudian warga menggelar tikar yang sudah disiapkan kemudian untuk duduk dan dilanjutkan pembacaan doa yang dipimpin tokoh agama setempat. Barang bawaan warga berupa nasi tumpeng dan ingkung sebagian dikumpulkan untuk disumbangkan kepada warga miskin.

    “Tradisi krobong gobang kali ini dilaksanakan bersamaan dengan tradisi nyadran,” kata Abdul Muhammad salah satu tokoh agama di Desa tersebut Jumat kemarin.
    Setelah semua iring-iringan tersebut sampai dilokasi kemudian, Kepala Desa Tlilir, Tri Yanto memimpin tradisi jamasan krobyong gobang, yakni memandikan atau membersihkan alat pertanian dengan air bunga. Dilanjutkan beberapa sesepuh desa ikut memandikan alat pertanian.

    Usai jamasan, gunungan hasil bumi dan bibit tembakau dibawa ke tengah kerumunan warga untuk diperebutkan. Petani percaya bagi yang mendapatkan hasil bumi dari gunungan tersebut akan mendapatkan keberkahan dan keselamatan selama mengolah lahan, tanam hingga musim panen raya tembakau tiba.

    “Tradisi ini sudah turun temurun, bagi kami tradisi jamasan krombyong gobang ini harus dilakukan setiap musim tanam tiba,” terang Tri Yanto.

    Menurutnya, jamasan krobyong gobang, yaitu merawat alat-alat yang ada kaitannya dengan petanian tembakau. Khususnya alat-alat yang digunakan petani untuk mengolah lahan hingga mengolah tembakau kering saat musim panen raya mendatang.

    “Alat-alat ini perlu kami rawat karena benda seperti ini selalu berkaitan dengan petani, yakni alat petani untuk mengolah lahan dan mengolah hasil panen,” katanya.

    Ia mengatakan tradisi jamasan ini untuk memohon pada Tuhan Yang Maha Esa agar tanaman tembakau tahun ini bisa tumbuh dengan baik dan nanti pada waktu panen cuaca bagus sehingga bisa menghasilan tembakau dengan kualitas baik dan harga sesuai harapan petani.

    “Kami berharap cuaca mendukung dan hasil tembakau melimpah serta mendapatkan harga tembakau sesuai harapkan,” katanya.(*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top