• Berita Terkini

    Sabtu, 06 Mei 2017

    Kantor Damkar Solo Pionir di Indonesia

    SOLO – Enam bulan lagi, kantor dinas pemadam kebakaran (damkar) di kawasan Kottabarat yang terkesan sumpek, tinggal cerita. Tim penjinak api tersebut akan menempati kantor baru di kompleks Pedaringan. Lebih megah, luas dan komplet.

    Anggaran pembangunannya disiapkan Rp 25,5 miliar yang dibagi dalam dua tahap. Pengerjaan tahap pertama mulai Juni-November 2017. “Pemkot mendesain gedung damkar sebagai kawasan terpadu bagi markas, pelatihan hingga edukasi. Akan ada tiga blok bangunan untuk perkantoran, aula, gudang, ruang pelatihan hingga mess peserta pelatihan," kata Kepala Dinas Damkar Surakarta Gatot Sutanto di balai kota, Jumat (5/5).

    Tahap pertama pembangunan, fokus pada blok satu yang terdiri dari perkantoran, parkir, pusat pengendalian operasional (pusdalops), ruang istirahat dan ruang jaga. Anggarannya sekitar Rp 5,5 miliar dari APBD Kota Solo.

    Blok satu terdiri dari tiga lantai dengan pembagian lantai pertama untuk parkir mobil damkar, kendaraan personel, parkir tamu, dan sebagainya. Lantai dua untuk ruang kantor, dan pusdalops.

    "Nah di lantai tiga di sisi selatan akan dipakai ruang istirahat petugas yang dilengkapi tiang (untuk turun ke lantai dasar, Red). Jadi  saat ada panggilan petugas bisa langsung melorot," jelas Gatot.

    Rampung tahap pertama, dilanjutkan tahap kedua pada 2018 dengan anggaran Rp 20 miliar. Yaitu mendirikan dua blok lainnya meliputi gudang, aula, ruang pertemuan, galeri, mess, ruang kelas, ataupun ruang fitness.

    Blok dua juga dibagi tiga lantai. Lantai satu untuk gudang peralatan damkar, lantai dua ruang pertemuan, ruang audit, ruang tamu, lantai tiga ruang kelas. Sedangkan di blok tiga, lantai satu untuk ruang makan dan mess instruktur, lantai dua aula dan mess yang mampu menampung 80 orang.

    Guna mendukung kelancaran pembangunan tahap pertama, pemkot tengah memproses penghapusan aset bangunan lama di kawasan Kottabarat disusul pembongkaran secara bertahap.
    Dinas Damkar yang menempati kawasan terpadu tersebut, ujar Gatot menjadi pionir di Indonesia. "Rencananya pemkot mengajukan bantuan ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Tahap dua itu butuh anggaran cukup besar,” jelasnya.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen Budi Yulistianto menyambut baik rencana kawasan terpadu kantor Damkar di kompleks Pedaringan. Sebab, kantor lama di kawasan Kottabarat kurang representatif. Mengingat kawasan tersebut sangat padat kendaraan dan dekat perlintasan kereta api sehingga menghambat gerak personel menuju lokasi kejadian. “Kalau di Pedaringan, aktivitas mobil pemadam lebih leluasa. Lokasinya juga strategis dan luas," ucapnya. (ves/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top