• Berita Terkini

    Selasa, 09 Mei 2017

    Jelang Waisak, 13 Majelis dan Sangha Ambil Air Suci

    TEMANGGUNG  – Lima Sangha dan 3 Majelis dari berbagai daerah di  Indonesia melakukan pengambilan air suci di umbul Jumprit Desa Tegalrejo Kecamatan Ngadirejo Senin (8/5), pengambilan air suci ini sebagai tanda dimulainya perayaan Waisak 2561 BE/2017.

    Wakil Ketua Panitia Air Berkah Perayaan Waisak, Martinus Nata mengatakan Sejumlah sangha dan majelis yang ikut dalam puja bakti air berkah Waisak, diantaranya Sangha Teravada, Mahayana, Tantrayana, Madhatantri, Mahanikaya, Majelis Tridharma, Kasogatan, dan Majelis Mapanbumi.

    “Para perwakilan Sangha rohaniawan serta majelis-majelis agama Buddha, melakukan puja bakti pensakralan air berkah di altar, kemudian mereka mengambil air suci di mata air umbul Jumprit,” terangnya Senin kemarin.

    Ia mengatakan, sebelum prosesi  pengambilan air suci ini dilakukan, pihaknya telah melakukan kegiatan pembersihan dan pemeliharaan area Umbul Jumprit pada 1-3 Mei 2017. Kemudian dilanjutkan pengisian air berkah sebanyak 12 ribu botol pada 5 Mei 2017 yang dilakukan oleh umat Budha Indonesia.
    Ia menuturkan air berkah Waisak ini akan disemayamkan di Candi Mendut dan Candi Borobudur yang nantinya digunakan untuk perayaan menyambut detik-detik Waisak 2561 BE/2017.

    Dikatakan, prosesi perayaan Waisak tidak hanya pengambilan air suci saja, melainkan beberapa prosesi lainnya juga dilakukan diantaranya pengambilan api dharma di Merapen Grobogan Jawa Tengah. Pengambilan api dharma ini akan dilakukan pada Selasa (9/5).

    “Detik-detik Waisak akan dilakukan di Candi Borobudur Kamis (11/5) mendatang,” tambahnya.
    Salah satu peserta puja bakti air berkah Waisak, Bante Pabhakaro mengatakan air berkah merupakan lambang kesejukan, kesuburan, energi yang positif, menjadi tauladan, sifat rendah hati dan penuh damai.

    “Oleh karena itu umat Buddha menjadikan air berkah ini menjadi salah satu simbol kerendahan hati agar kita sebagai umat manusia senantiasa menjaga sikap kerendahan hati dalam kehidupan sehari-hari,” katanya.

    Pembimbing Masyarakat Buddha Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Sutarso berharap kepada umat Buddha agar memiliki integritas tinggi, dari pola pikir, pola ucap dan perbuatan senantiasa sesuai dengan nilai-nilai kemoralan dalam ucapan, perbuatan, dan pencaharian yang benar.

    “Kami juga harapkan agar umat Buddha senantiasa memiliki inovasi yang baru, mengikuti perkembangan zaman. Menjunjuung profesionalitas dalam melaksanakan kegiatannya,” katanya.

    Selain itu pihaknya juga mengharapkan, umat Buddha bisa menjadi suri tauladan bagi masyarakat, bisa menciptakan kerukuanan, kedamaian dan kesejahteraan masyarakat.“Sebagai manusia yang memiliki moral yang tinggi terbebas dari keserakahan, kebencian, dan kebodohan,” harapnya.(Set)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top