• Berita Terkini

    Senin, 22 Mei 2017

    HUT CFD Slamet Riyadi Ingatkan Jaga Kerukunan

    DAMIANUS BRAM/RADAR SOLO
    SOLO – Di Kota Bengawan, NKRI harga mati, jaga kebhinnekaan, dan jaga kerukunan, bukan sebatas slogan yang belakangan meramaikan media sosial. Tapi ada bentuk konkretnya. Nggak percaya? Silakan datang ke car free day (CFD) Jalan Slamet Riyadi.

    Pada event yang digelar setiap hari Minggu itu selalu dipadati warga. Bukan hanya Kota Solo dan sekitarnya. Dari Papua dan provinsi lainnya juga ada. Anak-anak, tua, muda berbaur menjadi satu. Bersama-sama menikmati kegiatan unik-unik, sekaligus bisa mencicipi beragam kuliner. Jauh dari yang namanya gontok-gontokan.
    Nah, pagi kemarin (21/5), CFD genap berusia tujuh tahun. Peringatan hari ulang tahun itu diperingati secara sederhana tapi penuh makna. Di antaranya menghadirkan seluruh tokoh agama dan unsur pemerintahan. Mereka berdiri satu panggung, saling berpegangan erat tanpa sekat.

    "CFD ibarat rumah besar NKRI. Isinya bermacam-macam suku, agama dan golongan. Kita merajut kebhinnekaan menuju kebersamaan," jelas Wali Kota Surakarta F.X. Hadi Rudyatmo yang ikut hadir dalam kegiatan tersebut.

    Tokoh lintas agama yang hadir ikut membacakan doa dilanjutkan dengan pelepasan burung merpati. "Kami harap masyarakat dapat kembali mengingat pentingnya toleransi di negara yang majemuk. Kerukunan sudah terjaga sejak dulu. Kita tak boleh terpecah-belah oleh oknum tak bertanggung jawab yang mencoba menyerang keutuhan dari sektor-sektor SARA (suku, agama, ras, dan golongan, Red) serta isu sensitif di Indonesia," beber Rudy.

    Acara semakin semarak dengan adanya parade kebudayaan dari seluruh kelurahan yang dilepas dari Stadion Sriwedari menuju panggung di depan Diamond Restaurant. Di barisan terdepan, terdapat reog Ponorogo, disusul perwakilan Kelurahan Kerten yang menampilkan kesenian hadrah dan Kelurahan Pajang dengan pakaian adat.

    Ketua Panitia HUT ke-7 CFD Slamet Riyadi Taufiq Muhammad menjelaskan, tema Merajut Semangat Kebersamaan dan Kebhinnekaan dipilih guna menunjukkan bahwa NKRI tidak bisa dipecah belah. Khususnya Kota Solo. "Solo ini adalah kota yang tinggi toleransinya. Penduduknya dari berbagai etnis, suku, dan agama,” tandasnya.

    Di sisi lain, agenda yang dipusatkan di kawasan barat CFD tersebut juga memiliki tujuan agar kawasan bersangkutan ikut ramai. Sebab, ada penilaian bahwa CFD ruas Purwosari-Sriwedari tak seramai CFD di bagian timur (Sriwedari-Gladak).

    "Kita alihkan ke barat, karena kan banyak hotel-hotel di sini. Jadi tamu hotel tak perlu ke timur untuk menikmati keramaian CFD," jelas Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Surakarta Hari Prihatno.

    Sementara itu, untuk menjaga kebersihan selama pelaksanaan CFD, pemkot akan menambah mesin penyapu jalan Road Sweeper. Dinas lingkungan hidup dan dishub segera menyusun anggaran untuk pengadaan kendaraannya. (ves/wa)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top