• Berita Terkini

    Minggu, 09 April 2017

    Usaha Anyaman Pandan Kebumen Belum Sepenuhnya Dinikmati Perajin

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Anyaman pandan telah menjadi salah satu komoditas unggulan kerajinan tangan (handy craft) di Kabupaten Kebumen. Kerajinan ini banyak ditekuni oleh sejumlah warga desa di Kecamatan Karanganyar, dan sekitarnya.

    Sayangnya, hingga saat ini para perajin di Kota Beriman masih memproduksi barang setengah jadi berupa anyaman yang disebut "complong". Complong inilah yang kemudian dikirim ke luar daerah dan dibuat menjadi produk akhir seperti dompet, tas dan lain-lain. Alhasil, para perajin anyaman di Kebumen tak mendapat nilai tambah  dari usahanya. Malah-malah, usaha kerajinan anyaman pandan menjadi "milik" daerah lain yang membeli bahan setengah jadi dari Kebumen.

    Dengan situasi seperti itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kebumen menggelar pelatihan bagi para perajin untuk  membuat kerajinan anyaman dalam bentuk jadi.  Pelatihan yang bekerja sama dengan KUP Margo Rahayu tersebut digelar di hotel Candisari Karanganyar selama lima hari,  Senin- Jumat (3-7/4/2017).

    Kegiatan sendiri diikuti sejumlah pengrajin anyaman pandan dari Desa Grenggeng, Pohkumbang, Kedungpuji, Kedungjati, Klopogodo, dan Desa Karanggayam. Hadir sebagai instruktur, Sri Gunarso dari KUP Margo Rahayu Grenggeng dan Owner “Yoda Handicraft”  dari Kabupaten Bantul, Sri Wardani Cahyaningrum.

    Para peserta dibekali ketrampilan agar dapat mengolah complong menjadi bermacam produk handycraft tmeliputi tas, tempat tissue, tempat file dan dompet. "Dengan dibentuk berbagai kerajinan tersebut, tentunya akan meningkatkan nilai jual anyaman pandan," tuturnya, disela-sela kegiatan.

    Tutorial pelatihan dari KUP Margo Rahayu Adi mengatakan, pelatihan diharapkan dapat memberdayakan pengrajin agar mampu melakukan pemasaran luar daerah bahkan luar negeri. "Dengan perkembangan zaman, maka pemasaran produk lokal dapat menjangkau hingga ke pasar luar negeri,” terangnya.

    Sementara itu Kepala Disperindag Kebumen Drs H Nugroho Tri Waluyo mengatakan selama ini Kebumen terkena sebagai sentral kerajinan ayaman pandan. Namun demikian, kerajinan anyaman pandan yang ada di pasaran maupun yang diekspor ke luar negeri kebanyakan produksi Tasikmalaya, Yogyakarta dan Bantul.

    Hal ini disebabkan mayoritas pengrajin Kebumen menjual hasil produknya masih berupa barang setengah jadi, yang lebih dikenal dengan sebutan “complong”.  “Ini tentu sangat disayangkan, karena yang mendapatkan nilai tambah justru daerah lain yang membeli complong dari Kebumen. Maka dari itu saat ini beberapa pengusaha kerajinan kami latih,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top