 |
| DONNY SETIAWAN/RADAR KUDUS |
”Hujan tidak terlalu lebat, cuma tanggul baru ini tidak kuat menahan debit air yang terus bertambah,” terangnya.
Dikatakan, banjir datang mendadak, sedangkan sebelumnya sungai memang dalam keadaan pengerukan. Bahkan ekskavator pengeruk sungai masih ada di pinggir jalan.
”Tanggul dari sisa tanah pengerukan, dan itu belum selesai. Namun air keburu meluap,” tegasnya.
Tak hanya rumah warga di RT 3 dan RT 4 RW 5 yang terendam air setinggi satu meter lebih, namun banjir tersebut juga meninggalkan lumpur tebal. Jebolnya tanggul baru berupa tumpukan tanah sisa pengerukan sungai terjadi sepanjang lebih dari 15 meter.
Sumitri, seorang warga yang rumahnya langsung berhadapan dengan jebolnya tanggul menceritakan, air lama kelamaan menggerus tanggul tanah tersebut hingga akhirnya ambrol.
“Ambrolnya sedikit demi sedikit, dari sebelah barat dan menjalar ke timur,” jelasnya.
Saat posisi tanggul mulai ambrol, dia dan keluarganya langsung berinisiatif membereskan barang dan menyimpannya di tempat yang lebih tinggi. Namun nahas, motor dan sebuah sepeda yang terparkir di samping rumahnya ikut terseret derasnya air banjir.
Tidak hanya rumah warga, luapan air sungai juga memasuki area Masjid Al Maruf, RA dan Madin Tarbiyatul Aulad Jekulo. Lumpur berada di pelataran masjid dan RA, bahkan di madin air masuk ke dalam ruangan yang tepat berada di samping sungai.
Kemarin, masyarakat baik ibu-ibu maupun bapak-bapak ikut serta melakukan gotong royong membersihkan area RA dan madin dari sisa lumpur. (rum/aji)
