• Berita Terkini

    Minggu, 09 April 2017

    Potensi Besar, Komoditas Kopi Kebumen Belum Tergarap Optimal

    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Melejitnya komoditas kopi beberapa tahun belakangan ini, membuat para pengusaha dan petani di Kebumen kompak untuk bersama-sama menggali potensi kopi asli di Kota Beriman ini.

    Pasalnya Kabupaten Kebumen sendiri berpotensi besar untuk perkebunan kopi. Bahkan kopi Kebumen kini telah diakui hingga ke mancanegara.

    Meningkatnya komoditas kopi salah satunya ditandai dengan maraknya permintaan kopi dan menjamurnya kedai-kedai kopi.  Untuk itu, dibutuhkan sinergi antara para pelaku usaha, petani dan pemerintah daerah agar tercipta keselarasan dan kesepemahaman bersama. Hal ini tertuang dalam diskusi para pelaku bisnis kopi  di Roemah Martha Tilaar Gombong, belum lama ini..

    Diskusi yang digagas oleh Roemah Kopi Gombong tersebut menghadirkan beberapa pelaku usaha kedai kopi di wilayah Kebumen. Selain itu diskusi juga diikuti oleh kelompok petani kopi dan para penikmat. Tampak hadir pula Manager Roemah Martha Tilaar Gombong Sigit Tri Prabowo, serta pegiat pertanian asal Desa Tambakmulyo Puring Solikhin (37).

    “Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi sarana untuk mencermati sejauh mana sebenarnya potensi petani kopi di Kebumen dan bagaimana para pengusaha kopi dapat bersinergi dengan mereka,” tutur  penyelenggara sekaligus peracik kopi dari Roemah Kopi Gombong Tetuko WS, di sela-sela diskusi yang diikuti oleh 25 peserta dari Kecamatan Kebumen, Puring, Karanganyar dan Gombong.

    Dari pengamatan para peserta diskusi, hingga kini sudah terdapat beberapa tempat yang merintis budidaya kopi.  Sebagian besar budidaya masih bersifat perorangan dengan jumlah yang terbatas. Bahkan pengolahannya pun masih menggunakan cara tradisional dengan pasar terbatas di desa sendiri.  “Kami menanam, merawat, mengolah dan menjual secara tradisional,” ungkap Sekretaris Kelompok Tani Ngudi Mulyo Desa Tambak Kecamatan Puring Jani.

    Salah satu pegiat kopi asal Ambal, yang telah mengembangkan cara menyeduh kopi metode bambu Yuri Dulloh mengatakan, hingga kini pihaknya telah memenangkan beberapa kontes regional dan nasional  dari cara menyeduh kopi. “Dengan jika digali dengan benar, banyak sekali potensi yang terdapat pada kopi,” katanya.

    Meski mempunyai potensi besar, namun hingga kini para petani kopi belum banyak yang mampu mengalinya. Salah satu ungkapan tersebut disampaikan oleh petani kopi Mardi asal Desa Tambakmulyo Puring . “Kami menyadari sebagai petani kopi tradisional, kemampuan dan wawasan kami masih sangat terbatas. Karena itu kami berharap forum komunikasi semacam ini dapat meningkatkan kemampuan kami, mulai dari persiapan tanam sampai dengan pascapanen,” paparnya.

    Gayung bersambut, apa yang disampaikan oleh Mardi mendapat tanggapan dari peracik kopi yang sudah cukup lama membuka kedai kopi di Kebumen Bowo Supriyadi.  Pihaknya bersama dengan beberapa relasinya siap untuk bertukar ilmu agar kualitas kopi meningkat dan mempunyai citarasa khas Kebumen. “Citra rasa kopi sangat terpengaruh oleh faktor tanah, perawatan maupun pengolahan pascapanen,” tegasnya.

    Sementara itu, penikmat kopi dari Jakarta Marco Kusumaatmaja yang sempat mencicipi kopi Kebumen mengatakan, kopi yang ditanam di dataran rendah Kebumen memiliki sifat lebih ringan/soft. “Ini  sangat cocok bagi yang lambungnya cukup peka terhadap keasaman kopi,” ucapnya.
    Para peserta diskusi kemudian menyepakati membentuk sebuah forum komunikasi para pegiat kopi Kebumen. Selain itu mereka juga membentuk group facebook “Kebumen Mengopi”. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top