• Berita Terkini

    Jumat, 14 April 2017

    Peserta UN SMALB di Purworejo tak Lakukan Persiapan Khusus

    PURWOREJO - Ada yang "berbeda" di antara ribuan peserta Ujian Nasional (UN) SMA/MA sederajat di Kabupaten Purworejo. Mereka adalah para peserta UN dari siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Tingkat SMA yang berjumlah 8 siswa.

    Bagi siswa-siswa ini, UN tidak menjadi beban pikiran. Pengalaman mengikuti ujian di jenjang SD dan SMP menjadi modal bagi mereka dalam mengerjakan. Tak seperti peserta lainnya, para siswa SLB ini melewatkan UN sama halnya dengan hari-hari biasa. Seperti yang terlihat di kompleks SLB Negeri Purworejo di Kelurahan Cangkrep Lor, Kecamatan/Kabupaten Purworejo, kemarin. Tetap ada keriuhan anak-anak tingkat SD maupun SMP melakukan kegiatan pembelajaran biasa.

    Beberapa sudut sekolah terlihat kerumunan anak-anak yang tengah bermain ataupun mempersiapkan masuk sekolah. Begitupun saat bel tanda masuk sekolah berbunyi, aktivitas mereka terbagi dalam ruangan ataupun di luar ruangan bagi mereka yang mengikuti pelajaran olaraga.

    Ya, pelaksanaan ujian nasional tingkat SLB tingkat SMA memang berbeda dengan pelaksanaan bagi sekolah reguler biasa yang dilakukan pagi hari. Khusus anak-anak SLB, waktu pengerjaan UN dimulai pada pukul 11.00. "Kali ini memang berbeda dengan waktu-waktu sebelumnya dimana ujian dilakukan siang hari. Praktis anak yang hendak ujian ya berangkatnya agak siang jelang ujian," kata salah satu guru Ganjar Widiyantoro.

    Bahkan dirinya pun sempat gagal informasi karena di pagi hari sudah menuju ke SMAN 1 Purworejo berencana mengambil soal ujian. Namun oleh pihak panitia penyelenggara belum diberikan karena baru bisa diambil beberapa waktu menjelang pelaksanaan.

    Kepala SLB Negeri Purworejo, Sugiyono menuturkan jika peserta UN di sekolahnya tahun ini sebanyak 5 anak, dimana 3 orang merupakan tuna rungu dan 2 orang tuna daksa. Sementara total peserta UN SLB tingkat kabupaten mencapai 8 orang karena peserta dari SLB Muhammadiyah ada 1 anak dan SLB Bhakti Karya 2 anak. "Di SLB pelaksanaan ujiannya menggunakan sistem KP (kertas pensil) bukan BK (basis komputer) seperti sekolah umum lainnya," kata Sugiyono.

    Wali Kelas XII SLB Purworejo, Puji Lestari menambahkan jika tidak ada persiapan khusus bagi peserta didiknya menghadapi ujian. Anak-anak selain sudah berpengalaman di tingkat SD dan SMP juga telah diberikan pelatihan oleh pihak sekolah. "Uji coba yang kita lakukan sendiri dari soal buatan sendiri berdasar soal-soal tahun-tahun sebelumnya. Karena memang tidak ada soal try out dari luar," kata Puji.

    Dikatakan Puji, anak-anaknya juga tidak memiliki mimpi yang tinggi selepas menyelesaikan pendidikannya di SLB. Bagi anak-anak tuna rungu, sudah bersiap memasuki dunia kerja seperti halnya alumni sebelumnya. "Anak tuna rungu sudah berkomunikasi dengan kakak kelasnya dulu dan siap masuk dunia kerja. Apapun pekerjaannya. Sementara yang tuna daksa, satu anak sebenarnya memiliki harapan melanjutkan," kata Puji.

    Tapi berbagai sebab menghadang langkah siswanya merealisasikan keinginannya karena keterbatasan fisiknya. Selain itu kemampuan akademiknya juga sangat rendah.
    "Kami berusaha memberikan pengertian bersama guru-guru yang lain dan keluarganya. Tapi tidak tahu nanti dia akan bagaimana. Memang bagi sebagian anak ada semacam ketakutan mereka setelah selesai sekolah di SLB ini," imbuh Puji. (ndi)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top