• Berita Terkini

    Jumat, 14 April 2017

    Perbedaan Justru Menjadi Modal Membangun Bangsa

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Banyaknya keberagaman yang ada di Indonesia justru dijadikan sebagai modal bagi para leluhur, untuk membangun sebuah bangsa yang besar. Hal ini pula yang menjadikan Semboyan Bhineka Tunggal Ika menjadi salah satu pilar bangsa.

    Hal ini disampaikan oleh  Pasi Intel Kodim 0709/Kebumen Kapten Arh M Kholiludin, pada acara Diskusi Forum Persaudaraan Bangsa Indonesia (FPBI), yang digelar Kesbangpol Kebumen, di Hotel Candisari, Selasa (11/4/2017) malam.

    Sejumlah elemen masyarakat mengikuti kegiatan dengan tema “Menyatukan Tekad untuk Memelihara Persatuan Dan Kesatuan di Bumi Pertiwi,” tersebut. Antara lain, Majelis Ulama Indonesia (MUI) , NU, Muhammadiyah, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Gereja Kristen Indonesia, dan Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI).

    Acara diskusi dibuka oleh Wakil Bupati Kebumen KH Yazid Mahfudz yang sekaligus Ketua FPBI Kebumen. Adapun narasumber pada cara diskusi tersebut yakni Kapten Arh M Kholiludin dan Ketua DPW PITI Jateng H Iskandar Chang I Pao.

    Dalam paparannya, Kholiludin menyampaikan, semboyan Bhineka Tunggal Ika terdapat dalam Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular yang ditulis pada abad XIV yakni era Kerajaan Majapahit. Mpu Tantular merupakan  seorang penganut Budha Tantrayana, namun merasakan hidup aman dan tentram dalam kerajaan Majapahit, yang lebih bernafaskan agama Hindu.

    “Leluhur kita telah berhasil menjadikan perbedaan bukan sebagai kekurangan, melainkan justru  dijadikann sebagai modal untuk membanguan bangsa yang besar,” tutur Kapten Arh M Kholiludin.

    Sementara itu, Wakil Bupati kebumen menyampaikan tentang empat pilar bangsa yang disingkatnya menjadi PBNU. Empat pilar bangsa yang harus dijaga oleh setiap warga Indonesia yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 45.

    Kepala Kantor Kesbangpol Kebumen Nur Taqwa Setiyabudi dalam sambutannya menyampikan kegiatan dilaksanakan guna mempererat tali silaturahmi antar masyarakat. Adanya kegiatan diharapkan pula dapat menambah wawasan tentang makna persatuan dan kebhinekaan dalam bingkai persatuan NKRI. “Kami berharap hubungan yang telah terbangun dengan baik ini akan selalu terpupuk dengan baik. Antar sesama masyarakat saling menghormati dan meningkatnya kepedulian tanpa memandang suku agama ras dan golongan (SARA),” terangnya.

    Sementara itu H Iskandar Chang I Pao menyampaikan,  permasalahan kebangsaan banyak disebabkan oleh masih minimnya pengamalan empat pilar oleh masyarakat. Selain itu itu juga disebabkan belum begitu kuatnya penghayatan dan pengamalan agama dari warga negara. Untuk itu menurutnya dalam menyelesaikan persoalan bangsa tersebut diperlukan Ahli Sorga.

    Adapun yang dimaksud dengan Ahli Sorga merupakan kepanjangan dari yakni Ad value (nilai lebih), High performance, Learning contiunsly (belajar terus-menerus), Integrity (integritas), Syariah (sesuai aturan), Optimis visonary (berfikir kedepan), Respect Others (menghargai), Grateful (bersyukur), dan Abundanel (berkelimpahan). "Maka dari itu, kita harus mengamalkan ajaran agama masing-masing, karena pada dasarnya semua agama mengajarkan tentang kebaikan," ucapnya, pada acara yang juga dihadiri oleh Sekretaris Dinas Pertanian dan Pangan Gunadi, Kabag Kesra Setda Wakhib Tamam, wakil ketua DPRD Miftakhul Ulum. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top