• Berita Terkini

    Sabtu, 08 April 2017

    Naskah UNBK Tak Muncul, Peserta UN di Sragen Harus Mengulang Ujian


    ILUSTRASI
    SRAGEN – Hari terakhir ujian nasional berbasis komputer (UNBK) tingkat SMK di Kabupaten Sragen malah kacau. Lebih dari sepuluh naskah soal tidak muncul di server.
    Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sragen Wakid Daryanto menjelaskan, pihaknya belum mendapatkan laporan secara menyeluruh dari sekolah penyelenggara UNBK terkait kendala tersebut.

    ”Masih dalam pendataan. Kami belum tahu persis (jumlah sekolah yang mengalami kendala, Red) dan penyebabnya,” terang Wakid.

    Hasil pendataan sementara, naskah soal yang tidak muncul yakni di jurusan Rekasaya Perangkat Lunak (RPL). “Jurusan RPL ada 20 naskah soal (yang tidak muncul,Red). Ada satu (jurusan,Red) lagi, tapi saya tidak hafal jumlah naskah soal yang tidak muncul,” terang Wakid.

    Sesuai instruksi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, lanjutnya, jika terdapat lebih dari sepuluh naskah soal yang tidak muncul di server, maka peserta UNBK akan mengikuti ujian susulan 18-19 April.

    Tidak munculnya naskah soal di Sragen menambah panjang kendala UNBK di wilayah Eks Karesidenan Surakarta. Diantaranya, pada hari kedua ujian, Selasa (4/4) di Boyolali, aliran listrik 16 kecamatan mendadak padam sekitar pukul 11.00. Listrik baru menyala sekitar pukul 12. 15. Namun, kembali padam pukul 14.15. Ini membuat ratusan peserta UNBK kelabakan. Konsentrasi mereka buyar. Untungnya jawaban naskah soal tidak hilang.

    Manager PT PLN Area Klaten Aris Edi Susangkiyono mengatakan, pemadaman listrik disebabkan putusnya jaringan 150 Kv.

    Hari ketiga, Rabu (5/4), UNBK di empat kabupaten yakni Boyolali, Wonogiri, Sukoharjo, dan Klaten molor sekitar satu jam dari jadwal semula. Ini karena server pusat eror.

    Di Boyolali, sesi pertama ujian seharusnya digelar pukul 07.30. Namun, saat hendak login ke server pusat untuk mendapatkan token, server tidak bisa diakses dan baru bisa lancar sekitar pukul 08.30. Molornya ujian sesi pertama ini menyebabkan jadwal sesi kedua dan ketiga ikut tertunda.

    Sedangkan di Sukoharjo, server pusat error sekitar pukul 07.50. Akibatnya UNBK molor sekitar 30 menit. Sebagai solusi, sekolah penyelenggara UNBK memangkas jam istirahat perpindahan sesi ujian. Kendala lain adalah Senin (3/4) trafo listrik di Kecamatan Gatak meledak, Selasa (4/4), giliran trafo di Kecamatan Grogol yang meledak.

    Molornya UNBK akibat server pusat eror juga terjadi di Kabupaten Wonogiri. Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK Wonogiri Suwandi mengatakan, ujian digelar satu jam lebih lama dari jadwal sebelumnya.

    Kepala SMKN 2 Klaten Wardani Sugiyanto membenarkan, pada sesi pertama ujian mayoritas SMK molor. Tapi dia membantah hal tersebut disebabkan server pusat eror. Tapi ada faktor lain.

    Tidak hanya itu, di Kabupaten Karanganyar, untuk membayar pengawas UNBK, sekolah setempat harus berutang ke koperasi sekolah karena bantuan operasional sekolah (BOS) dari pusat dan provinsi belum cair. Itu terjadi setelah pengelolaan SMK dan SMA ditangani Pemprov Jateng.

    Belum cairnya BOS ikut dikeluhkan Ketua MKKS SMK Kabupaten Klaten Budi Sasangka. Menurutnya, 70 persen operasional sekolah bertumpu pada dana BOS. Pihaknya terpaksa meminjam uang senilai Rp 270 juta kepada koperasi untuk opersional.

    Dia menduga, belum cairnya BOS di Klaten karena ada sekolah yang belum rampung menyusun Rencana Anggaran dan Kegiatan Sekolah (RKAS) dan Rencana Penggunaan Dana (RPD).
    Sementara itu, beragamnya kendala UNBK tingkat SMK menjadi tantangan bagi pelaksanaan UNBK tingkat SMA.

    Ketua MKKS SMA Surakarta Thoyibun menjelaskan, di Kota Solo terdapat 40 SMA yang menggelar UNBK mulai Senin-Kamis (10-13/4). "Kami terus melakukan koordinasi dengan sekolah. Semua menyatakan siap melaksanakan UNBK," katanya.

    Terkait dengan pemindahan pengelolaan SMA dan SMK dari kabupaten/kota ke Provinsi Jateng, Thoyibun menyatakan tidak ada persoalan yang berarti. Karena, MKKS secara intens berkomunikasi dengan Badan Pengendali Pendidikan Menengah Khusus (BP2MK) Wilayah III Surakarta sebagai kepanjangan tangan provinsi.

    ”Kalau ada kendala lagi (layaknya UNBK SMK, Red) kita juga tidak bisa berbuat apapun. Sebab memang kendalanya langsung dari sana (pusat, Red). Kita hanya dapat mengantisipasi persoalan teknis yang memang ada di sini (daerah,Red) saja,” ucapnya.

    Lebih lanjut diterangkan Thoyibun, peserta UNBK SMA di Kota Bengawan mencapai 5.666 murid. Sejumlah sekolah terpaksa digabung dengan sekolah lainnya akibat keterbatasan sarana komputer. Namun, bukan berarti sekolah tidak mempersiapkan ujian dengan matang.

    ”Minimal di tiap sekolah sudah kami imbau melaksanakan uji coba UNBK sebanyak tiga kali,” ungkapnya.

    Sekretaris MKKS Surakarta Agung Wijayanto menambahkan, ada empat sekolah yang digabung untuk ikut UNBK. Yakni SMA Tri Pusaka, SMA Tunas Pembangunan, SMA Widya Bhakti dan SMAN 17.

    ” SMA Tripusaka digabung ke SMAN 3 Surakarta. Sedangkan tiga sekolah lain digabung ke SMA Al-Islam 1 Surakarta. Sebab mereka menggunakan kurikulum yang sama, Kurikulum 2006,” tandasnya. (din/ren/vit/wa)



    Berita Terbaru :


    Scroll to Top