• Berita Terkini

    Kamis, 13 April 2017

    Jaksa KPK Juga Diteror

    JAKARTA – Penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kemarin (12/4) diboyong ke Singapura untuk menjalani perawatan yang lebih intensif. Namun, KPK tidak mau menyebutkan nama rumah sakit rujukan Novel tersebut demi alasan keamanan.

    ”Kami tidak bisa sebutkan namanya (rumah sakit di Singapura),” ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah, kemarin.


    Novel sempat didampingi ketua KPK Agus Rahardjo dari Rumah Sakit Jakarta Eye Centre (JEC) Menteng menuju Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Tangerang, Banten. Informasi terakhir, sore kemarin Novel sudah menjalani pemeriksaan awal dan diagnosa oleh tim dokter rumah sakit mata terbesar di Singapura tersebut. ”Kalau hasilnya belum tahu,” ujar pegawai KPK yang tidak mau disebut namanya.


    Sumber tersebut mengungkapkan, siraman air keras membuat mata kiri Novel mengalami luka cukup serius. Hasil observasi tim medis JEC Menteng, pembuluh kornea mata kiri Novel sempat drop di angka 5 persen. Sebelum diboyong ke Singapura, kondisinya membaik di angka 30 persen. ”Untuk membuatnya (mata Novel) kembali normal dokter menyarankan untuk dibawa ke Singapura,” terangnya.


    Sementara itu, teror di lingkungan KPK tidak hanya menyasar penyidik. Salah seorang pegawai komisi antirasuah mengatakan, ancaman juga mengarah ke para jaksa KPK yang menyidangkan kasus kartu tanda penduduk elektronik (e-KTP). Teror itu muncul setelah terendusnya seorang oknum anggota DPR yang menyuruh seorang staf memotret para jaksa saat sidang di pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) Jakarta.


    Sebagaimana diketahui, peran jaksa penuntut umum (JPU) KPK dalam pengusutan perkara korupsi juga cukup besar. Misal dalam kasus e-KTP, tidak sedikit jaksa KPK yang ikut andil merumuskan nama-nama besar yang terseret di surat dakwaan e-KTP Irman dan Sugiharto. Mereka juga kerap mencecar para petinggi yang menjadi saksi sidang korupsi dengan pertanyaan-pertanyaan yang menyudutkan.


    Dikonfirmasi terkait ancaman itu, Febri membenarkannya. Hal itu masih dibicarakan di kalangan internal. Febri menyatakan, KPK kemarin mulai melakukan revitalisasi susunan protokol. Langkah itu merupakan bagian dari evaluasi yang dilakukan KPK pascaperistiwa penyiraman air keras yang menimpa Novel. ”Kami akan terus evaluasi,” ungkapnya.


    Aksi mengecam penyiraman Novel terus berdatangan. Tidak terkecuali para pegawai KPK. Bersama para jurnalis, mereka menggelar orasi dan memunajatkan doa untuk kesembuhan Novel di lobi gedung Merah Putih, Jakarta, tadi malam. ”Pak Novel membisikan kepada saya sebelum berangkat ke Singapura, tolong dijaga semangatnya (pegawai),” kata Nanang Farid Syam, penasihat Wadah Pegawai (WP) KPK. (tyo)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top