• Berita Terkini

    Jumat, 24 Maret 2017

    Tingkatkan Pemahaman Penyakit TB, SRR TB Aisyiyah Gelar Workshop

    IMAM/EKSPRES
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)-Bagi penderita penyakit Tuberkulosis (TB atau TBC), diharap waspada terhadap Sindrom Obstruksi Pasca TB (SOPT). Pasalnya, penderita akan mengalami hal yang sama seperti saat masih menyandang TB, meski telah dinyatakan negatif.


    Umumnya penderita TB akan mengalami batuk kronis dengan bercak darah pada dahak, demam, berkeringat di malam hari, dan berat badan turun. Hal senada juga dapat dirasakan oleh pasca penderita TB meski telah dinyatakan negatif.

    Hal ini disampaikan oleh dr Nugroho Arief Budiyono dari Balai Pengobatan Penyakit Paru-Paru (BP4) Kebumen, saat mengisi Workshop Gerakan Masyarakat Menuju Indonesia Bebas Tuberkulosis, Kamis (23/3/2017). Acara tersebut dilaksanakan Sub-Sub Recipient (SRR) TB Aisyiyah untuk memperingati Hari TB Sedunia yang jatuh setiap 24 Maret.

    Acara workshop dilaksanakan dengan mengundang 250 peserta, meliputi perwakilan desa, kecamatan dan posyandu dan tim penggerak PKK.

    Dalam kesempatan itu, dr Nugroho Arief Budiyono menyampaikan, jumlah pasien yang mengalami SOPT hampir mencapai 40-50 persen. Pasien akan mengalami nyeri, batuk, bahkan mengeluarkan darah pada dahak. “Pasca TB pasien dapat mengalami SOPT, hingga waktu yang tidak terbatas bahkan sampai seumur hidup,” paparnya.

    Hal itu menunjukkan meski pun TB dapat diobati, namun terkadang masing meninggalkan bekas di paru-paru. Sehingga meski telah dinyatakan sembuh, pasien akan mengalami hal yang sama seperti saat masih sakit. Selain di paru-paru TB juga dapat menyerang kulit, tulang dan anggota badan lainnya. “Namun hanya TB paru yang dapat menular melalui udara,” terangnya.

    Sementara itu, Kepala SSR Aisyiyah Sri Hadi Widi Astuti mengatakan, tanggal 24 Maret 1882 merupakan tanggal dimana Dr Robert Koch, seorang ilmuwan mengumumkan bahwa ia telah menemukan penyebab dari penyakit Tuberkulosis, yakni Mycobacterium tuberculosis.

    Pihaknya berharap adanya workshop akan memberikan lebih banyak pemahaman terkait TB kepada masyarakat. Selain itu, kegiatan juga dimaksudkan untuk memperluas jejaring masyarakat yang peduli dengan TB. “Dengan kepedulian bersama maka akan semakin mudah menemukan penderita TB. Kami punya prinsip temukan dan obati sampai sembuh,” ucapnya. (mam)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top