• Berita Terkini

    Sabtu, 18 Maret 2017

    Tanggulangi Bencana, BPBD Boyolali Dipersenjatai CCTV

    ILUSTRASI
    BOYOLALI - Zaman memang semakin maju. Sudah seharusnya segala informasi diketahui secara cepat dan akurat. Termasuk dalam hal kebencanaan. Termasuk di Boyolali yang sudah menerapkan sistem smart city.

    Nah, agar informasi bencana alam segera didapat dan tertangani, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali bakal memasang sejumlah CCTV. Terutama di kawasan rawan bencana. Ada beberapa lokasi yang akan dipasang CCTV.

    Sasaran utama di jalur Solo-Selo-Borobudur (SSB), mulai dari kawasan Cepogo-Selo. CCTV juga akan dipasang di Air Terjun Sipendok, Ampel. Sedangkan sisanya di Waduk Badhe (Kecamatan Klego), Waduk Kedung Ombo (Kemusu), dan Waduk Cengklik (Ngemplak).

    Kasi Kedaruratan BPBD Boyolali, Kurniawan Fajar Prasetyo menjelaskan, pemasangan CCTV ini untuk memudahkan pemantauan. ”Misalnya jika ada longsor di jalur SSB. Tim kami bisa langsung bergerak dan melakukan tindakan. Misalnya evakusi atau pengalihan arus,” ujar Yoyok –sapaan Kurniawan Fajar Prasetyo–, kepada Radar Boyolali kemarin (17/3).

    Yoyok menambahkan, selama ini jalur SSB rawan longsor di musim penghujan. Padahal, jalur tersebut terbilang padat. Selain itu, juga menjadi jalur utama petani sayur untuk menjual dagangan ke Pasar Cepogo.

    Kawasan Tuk Sipendok di lereng Gunung Merbabu juga mengkhawatirkan. Kondisi tanggul alami yang tergentuk dari longsoran tanah ini juga rawan ambrol. ”Kalau tanggul ambrol, bisa terjadi banjir di kawasan bawah,” beber Yoyok.

    Demikian pula dengan ketiga waduk yang ada di Boyolali. Butuh pemantauan intensif. Elevasi Waduk Cengklik misalnya. Sempat beberapa kali meninggi, sehingga air meluap melalui saluran pembuangan. Dampaknya, terjadi banjir di wilayah pemukiman di kawasan Ngemplak.

    Termasuk Waduk Kedungombo dan Badhe yang selalu meningkat tingkat elevasinya. Dampaknya, air bakal menggenangi kawasan pertanaian dan pemukiman penduduk di kawasan sabuk hijau. ”Kalau air sedang tinggi, kami bisa memberikan peringatan dini kepada masyarakat pemanfaat lahan hijau di WKO. Sehingga kerugiannya dapat diminimalkan,” tandas Yoyok. (wid/fer)


    Berita Terbaru :


    Scroll to Top