• Berita Terkini

    Kamis, 02 Maret 2017

    Tanah Candi Garon Ungaran Retak hingga Satu Kilometer

    EKO WAHYU BUDIYANTO/JAWA POS RADAR SEMARANG
    UNGARAN – Tanah di Desa Candi Garon, Kecamatan Sumowono mendadak amblas hingga dua meter. Belum diketahui secara pasti penyebab amblasnya tanah di desa tersebut. Diduga, amblasnya tanah lantaran tingginya curah hujan yang mengguyur wilayah tersebut.

    Kepala Desa Candi Garon, Margowanto menuturkan sebelumnya tidak ada tanda-tanda akan terjadi keretakan tersebut. ”Tiba-tiba tanah amblas begitu saja,” ujar Margowanto, Rabu (1/3) kemarin.

    Pusat retakan berada di Dusun Delik, tepatnya di Lapangan Pandan Murti yang ada di wilayah setempat. Bahkan retakan tanah yang amblas tersebut hingga mencapai 1 kilometer lebih. Tanah amblas tersebut juga menyerang permukiman warga yang berada tidak jauh dari lokasi lapangan. Tiga rumah terdampak, dan satu rumah warga terpaksa harus dirobohkan lantaran rekahan tanah tersebut membuat posisi rumah menjadi miring.

    Dijelaskan Margowanto, awal rekahan terjadi pada Rabu (22/2) lalu. Saat itu, terjadi penurunan hanya 30 sentimeter saja dan hanya di Lapangan Pandan Murti. Namun, karena intensitas hujan yang tinggi, rekahan memanjang hingga masuk ke permukiman warga dan mengakibatkan jalan utama penghubung desa Candi Garon dan Desa Kemitir juga putus.

    ”Hujan terus dan ambles terus. Kalau hujan deres lagi, akan ambles lagi,” katanya. Selain menerjang permukiman, retakan juga sampai ke kebun kopi milik warga yang lokasinya tidak jauh dari lapangan Pandan Murti.

    Diakui Margowanto, lapangan tersebut sebelumnya memang sebuah lereng yang kemudian dikepras dan diratakan. ”Benar, sebelumnya memang konturnya miring dan ada rumah-rumah warga. Namun dulu karena retak seperti ini, akhirnya warga pindah dan dijadikan lapangan,” tuturnya.

    Kondisi serupa sebenarnya sudah terjadi pada 35 tahun yang lalu. Di mana dua dusun di desa tersebut yaitu Dusun Bodehan dan Dusun Delik terkena dampak rekahan. ”Hingga jembatan putus dan tujuh rumah di Dusun Bodehan saat itu ambruk,” katanya.

    Kekhawatiran masih dirasakan warga sekitar. Mengingat saat ini intensitas hujan yang mengguyur wilayah tersebut masih tinggi. Satu rumah milik Tarji, 40, bersama istrinya Turiyem, 39, terpaksa harus dirobohkan. ”Lahan rumah tersebut juga amblas dan terpaksa keluarga tersebut dibantu warga membongkar rumahnya karena sangat membahayakan,” katanya.

    Saat peristiwa tersebut terjadi, pemilik rumah tidak berada di tempat. Pihak Pemdes Candi Garon akhirnya meminta Tarji beserta penghuni rumahnya untuk sementara mengungsi di rumah warga yang lain. ”Ya terpaksa dirobohkan karena takut akan ambruk,” ujarnya.

    Kini keluarga tersebut mengungsi di rumah salah satu saudaranya yang tidak jauh dari kediamannya. ”Sebelum amblas sejak seminggu lalu, hujan deras selalu turun, sehingga amblasnya perlahan. Dan sebelum amblas lebih parah, kami meminta keluarga Tarji untuk meninggalkan rumahnya,” katanya.

    Pembantu Teknis Pemdes Candi Garon, Nasrodin mengatakan pihaknya berencana membuat bronjong penahan, agar rekahan tanah tidak memanjang. ”Namun kami terkendala biaya karena beberapa waktu lalu dana tak terduganya sudah untuk membantu warga yang rumahnya kebakaran,” katanya. Pihak pemdes setempat menaksir kerugian dari peristiwa tersebut hingga Rp 100 juta. (ewb/ida/ce1)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top