• Berita Terkini

    Kamis, 02 Maret 2017

    Menilik Kreasi Lampu Kanvas ala Arlight

    ISTIMEWA 
    Pemanis Kamar Tidur dan Dekorasi Kafe

    Sentuhan kreativitas yang tepat memberi nilai lebih, khususnya pada benda-benda handmade. Salah satunya, lampu kanvas yang memadukan seni lukis dan lampu tidur. Seperti apa?
    ---------------
    NURUL PRATIDINA
    -------------------
    BIAS lampu dari balik kanvas mempercantik lukisan rasi bintang. Begitu juga dengan sejumlah kutipan-kutipan motivasi yang menyembul dari lampu-lampu kanvas produksi Arlight.

    Ya, lampu kanvas yang belakangan mulai tren, khususnya di kalangan anak muda. Keunikannya menjadikan lampu ini tak hanya sebagai penerangan, tapi juga berfungsi sebagai pemanis ruangan.

    Pemilik Arlight, Ichwan Aryanegara mengatakan, lampu kanvas mulai ia produksi sejak awal 2016 lalu. Awalnya, cowok yang akrab disapa Arya ini memang hobi utak-atik kayu untuk dijadikan kerajinan tangan.

    ”Dari sering utak-atik itu, saya kok kepikiran untuk menghasilkan sesuatu yang unik. Tadinya sisa kayu yang ada, sekadar saya bikin frame, setelah itu saya kembangkan lagi dengan diberi kanvas. Setelahnya saya beri lampu, ternyata bagus juga,” ujar cowok kelahiran Dili, 25 November 1990 ini.

    Iseng-iseng dijadikan pajangan, justru rekannya banyak yang tertarik dan diusulkan untuk diikutkan dalam pameran. Ternyata, respons pasar cukup baik. Dari situ ia mulai serius menekuni usaha ini.

    Selain mengikuti berbagai pameran, ia juga menjaring pasar yang lebih luas dengan memanfaatkan sosial media. Beberapa karyanya ditampilkan dalam etalase Instagram dan sejumlah market place di dunia maya. Hasilnya, pasar yang terjaring tak hanya di Pulau Jawa, tapi juga merambah Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. ”Saat ini, sebulan permintaan bisa mencapai antara 10-20 lampu,” ujar alumnus Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajahmada ini.

    Permintaan, lanjutnya, meningkat saat musim wisuda atau pernikahan. Karena sebagian besar konsumen menjadikan lampu kanvas tersebut bukan untuk konsumsi pribadi, justru sebagai kado wisuda, ulang tahun maupun pernikahan.

    ”Rata-rata kado untuk tiga tadi, serta dijadikan pajangan dan lampu. Tapi ada juga kafe yang pesan untuk interior dekor. Sesuai dengan tagline-nya fancy up your room,” ujar Arya.

    Salah satu keunggulan benda-benda handmade, pelanggan bisa memesan sesuai dengan keinginan. Baik ukuran sampai tema yang akan ditampilkan. Mulai dari siluet wajah, berbagai lukisan hingga kutipan-kutipan motivasi.

    ”Tema beragam dan sebisa mungkin kita wujudkan. Hanya saja kadang ada yang memang agak susah merealisasikannya. Seperti lampu kanvas ukuran kecil tapi di dalamnya diminta lengkap ada lukisan, foto dan quote. Tapi ya, tetap kita usahakan,” ujar sulung dari dua bersaudara ini.

    Namun begitu, beberapa tantangan juga masih tetap harus diatasi. Tantangan awal terkait material kayu dan kanvas sudah terlewati. Ia kini sudah bisa menentukan material yang tepat untuk tiap-tiap produk. Hanya saja, promosi dan pemasaran menurutnya masih harus digenjot.

    ”Kalau kami bilang lampu kanvas, sampai saat ini ternyata masih belum familier. Oleh karena itu, promosi masih terus kami gencarkan. Baik dengan rajin ikut pameran hingga pemanfaatan social media (socmed). Selain itu, kami juga bersinergi dengan sesama perajin lainnya, agar produk-produk kami bisa dipajang di beberapa tempat,” ujar cowok yang hobi fotografi ini.

    Ke depan, ia bersama dengan dua orang rekan lainnya yang berada di bagian produksi dan desain berharap bisa terus mengembangkan produk-produk handmade. Tak hanya peningkatan kualitas, tapi juga inovasi. Salah satunya pengembangan kanvas ke dalam acrylic. ”Inovasi pastinya nggak boleh mati. Ini agar pelanggan tidak bosan, karena selalu ada produk-produk baru dan pilihan akan lebih beragam,” tuturnya. (*/ida/ce1)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top