• Berita Terkini

    Rabu, 29 Maret 2017

    Kerbau “Sakti” Bisa Jadi "Tabib" Hebohkan Warga Pati

    SRI PUTJIWATI/RADAR KUDUS
    Pengunjung hingga Luar Jawa
    PATI – Jika di Jombang, Jawa Timur, pernah ada Ponari, dukun cilik yang dianggap bisa menyembuhkan penyakit setelah menemukan batu ajaib pada 2009 lalu. Kini, di Kabupaten Pati ada kerbau yang dianggap sakti dan bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit.

    Kerbau itu milik Karjan, 55, warga Desa/Kecamatan Dukuhseti. Hewan itu dibeli dua tahun lalu seharga Rp 6,5 juta. Kerbau tersebut dipercaya menyembuhkan berbagai penyakit. Awalnya, kerbau slewah -julukan dari warga- dinilai mempunyai kesaktian bisa menyembuhkan penyakit. Semula hanya tetangga sekitar rumah yang berobat. Kini, ratusan warga mulai mengunjungi kerbau itu. Bahkan tak hanya dari Pati, warga dari Sumatera juga ingin mencoba “kesaktian” kerbau tersebut.

    Pantauan Jawa Pos Radar Kudus kemarin siang, halaman di depan rumah Karjan sudah dipenuhi parkir motor dan beberapa mobil. Di samping rumahnya dipasangi tenda untuk menampung pengunjung yang menunggu antre pengobatan. Para pasien itu diberikan keplek nomor antrean.

    Setelah mendapat nomor antrean, pengunjung membeli bunga sebungkus yang dijual di halaman Karjan. Bunga itu untuk diolesi air liur kerbau yang digunakan pengobatan. Sementara itu, di pagar kandang kerbau ditulisi beberapa imbauan, seperti kesembuhan berasal dari Allah, kerbau hanya sebagai perantara.

    Selain imbauan itu, ada juga tulisan tidak boleh mengambil gambar kerbau. Karena ada kejadian, beberapa waktu lalu warga yang memotret kerbau langsung lumpuh. Saat diambil gambar, kerbau itu tidak terlalu senang. Jika dipotret, kerbau akan duduk, tidak mau berdiri.

    Karjan, pemilik kerbau mengaku, awal mula kerbau itu dimanfaatkan untuk penyembuhan setelah ada salah satu orang pintar menyebut kerbau itu dapat menyembuhkan. Karena ada yang berbeda dari kerbau yang mempunyai tanduk sebelah kiri yang bisa bergerak dan lidahnya menghitam. Dari sana, para tetangga mencobanya.
    Pengobatan itu dimulai sejak empat bulan lalu. Tiga bulan pertama hanya warga sekitar rumahnya yang berobat. Sebagian besar penyakit mereka sembuh. Bahkan ada anak kecil yang sudah berusia empat tahun belum berjalan, setelah berobat selang beberapa waktu bisa berjalan.

    Informasi beredarnya kesaktian kerbau itu menyebar. Selama sebulan terakhir, warga berbondong-bondong berobat. Sehari, ada sekitar 200 pasien. Bahkan hari Minggu, pasiennya meningkat sekitar 250 orang dalam sehari. Pengobatan itu dibuka selama sepekan pukul 07.00 hingga 17.00. Kecuali hari Jumat dan Sabtu tutup.
    ”Cara mengobatinya dengan cara menjilati bagian tubuh pasien yang sakit. Selain cara itu, bunga yang dibeli pasien diusap-usapkan ke air liur kerbau dan diusapkan kepada tubuh pasien yang sakit,” katanya.

    Pasien yang datang, antre dan masuk ke dalam kandang. Di sana, ada Karjan dan istrinya, Kastini yang mengoleskan air dicampur air liur kerbau. Sebelum diusapkan ke bagian tubuh yang sakit, ia terlebih dahulu bertanya kepada pengunjung sakitnya apa, di bagian tubuh yang mana. Saat mengoleskan air itu ke tubuh pasien, ia menyuruh pasien untuk berdoa kepada Allah.

    ”Ada yang dijilat langsung oleh kerbau, ada yang hanya diolesi air campuran air liur kerbau. Saya tidak mau berkata pasien itu sembuh berkat kerbau. Kesembuhan hanya datang dari Allah. Saya juga tidak meminta apapun dari pasien. Tapi pasien boleh mengisi kotak amal seikhlasnya. Nantinya uang itu dapat disumbangkan ke fakir miskin,” ucap ayah tiga anak ini.

    Masalah parkir, dia tidak meminta uang kepada warga. Hanya, orang dapat membayar uang parkir seikshlasnya dengan memasukkan uang ke kotak yang disediakan pihak RT di dekat parkir. Ia tidak mau menjadikan itu sebagai ladang bisnis.

    Salah satu pengunjung, Esri, 40, dari Kecamatan Kembang, Jepara, mengaku sudah berkunjung dua kali. Ia datang bersama suaminya yang sudah tidak bisa melihat. Selama dua kali, ia merasakan kakinya yang terkena asam urat sembuh. Sedangkan mata suaminya enteng meskipun belum bisa melihat.

    ”Saya mengetahui informasi itu dari salah satu saudara di Dukuhseti. Kemudian saya coba saja. Alhamdulillah hasilnya sangat baik. Kaki saya sekarang tidak sakit saat kecapekan, mata suami saya yang sarafnya putus sehingga tidak bisa melihat juga semakin enteng. Dengan pengobatan ini kami ikhtiar meminta kesembuhan dari Allah,” ucapnya.

    Terpisah, salah satu paranormal setempat, Mbah Nadi mengatakan, kerbau itu diyakini mempunyai kodam kesaktian. Jadi, dalam menjalankan pengobatan itu tidak boleh sembarangan. Pemilik tidak mengaturnya sembarangan atau dijadikan bisnis.

    ”Nek ngatur ora bener sak enake iso bahaya. Warga yang berkunjung juga harus mempunyai keyakinan bahwa penyakitnya sembuh berasal dari Allah. Kerbau hanya menjadi perantara saja,” ucap Mbah Nadi. (put/lil)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top