• Berita Terkini

    Jumat, 03 Maret 2017

    Hari Kedua Kunjungan, Raja Salman Dialog dengan Tokoh Islam

    _fotoMIFTAHULHAYATJAWA-POS_Jawa-Pos
    JAKARTA- Kalimat Tasbih, tahmid, tahlil, dan takbir bergema di ruang utama masjid Istiqlal kemarin (2/3). Kalimat itu dikumandangkan oleh para jamaah masjid saat melihat Raja Salman bin Abdulazis Al Saud dan Presiden Joko Widodo memasuki ruang utama pukul 14.15. Meski singkat, kehadiran Raja Salman di masjid terbesar di Indonesia itu mendapatkan apresiasi.


    Sebuah kursi beludru berwana biru dengan kayunya yang berwarna kuning gading disiapkan di belakang sajadah raja yang juga berwarna dominan biru. Begitu tiba, Raja Salman, Presiden Jokowi, Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar, dan delegasi lainnya melaksanakan salat sunah tahiyatul masjid dua rakaat.


    Rupanya, kursi itu berfungsi untuk menunjang aktivitas salat Raja Salman. Raja memang salat dengan berdiri. Namun, ketika sujud dan duduk tahiyat, dia duduk di kursi tersebut. Usai salat, rombongan menemui pengurus masjid dan menyerahkan kenang-kenangan berupa potongan kain penutup Kakbah atau yang lazim disebut Kiswah.


    Kunjungan Raja Salman ke Masjid Istiqlal memang hanya terjadi cukup singkat. Rombongan mobil tersebut masuk pada pukul 14.12 WIB dari pintu selatan. Namun, 18 menit kemudian konvoi yang mengiringi mobil berplat Saudi Arabia itu sudah keluar. Orang-orang yang sudah menunggu lama pun pasrah hanya bisa melihat punggung rombongan dari kejauhan.


                "Saya padahal ada di barisan depan. Tapi, saya juga tidak tahu yang mana yang raja. Soalnya, jaraknya sekitar 30 meter dan dia hanya sholat tahiyatul masjid setelah itu pulang," ujar Ari Suryadi, 42, yang sengaja meluangkan waktu istirahat kerjanya di sana.


                Hal tersebut juga diungkapkan oleh Sabrina, 20, mahasiswi yang sengaja yang datang dari wilayah Jakarta Timur sejak mendengar kedatangan Raja Salman malam sebelumnya. meski tak bisa melihat dari dekat, dia mengaku tak terlalu sedih. "Toh, ini sebagai salah satu upaya masyarakat juga untuk menyambut raja dari Arab Saudi. Supaya dia merasa diterima di negara ini," ujarnya.


                Menurut Kepala Bagian Protokol dan Humas Masjid Istiqlal Abu Hurairah, kunjungan singkat tersebut memang standar bagi kepala negara dan tamu VVIP lainnya. Namun, dia merasa kunjungan kali ini cukup istimewa karena rombongan melakukan ibadah saat berkunjung.


                "Selain itu, dia juga memberikan kami kenang-kenangan berupa potongan kain kiswah (kain yang digunakan untuk menutupi Kakbah, Red). Rencananya, kami akan taruh di bingkai dan dipajang di masjid," ungkapnya.


                Selain itu, Raja Salman juga menuliskan kesan dalam sebuah kertas untuk Masjid Istiqlal. Dalam pesan tersebut, dia mengaku gembira bisa mengunjungi rumah tuhan dan mendoakan pengurus masjid mendapatkan pahala setimpal.


                "Saya sangat bahagia bisa berkunjung ke salah satu rumah dari rumah-rumah Allah yang menyebarkan ilmu keislaman yang Agung dan menjadi pusat syiar Islam di Asia tenggaraSemoga Allah memberikan balasan sebaik-baiknya kepada para penjaga masjid ini," ujarnya dalam secarik kertas yang ditulis dalam bahasa Arab.

    Dari Masjid Istiqlal, Presien Jokowi dan Raja Salman bergeser ke Istana Merdeka. Di istana, Raja sudah ditunggu oleh 36 tokoh Islam Indonesia untuk dialog. Namun, sebelum pertemuan, Raja Salman terlebih dahulu bertemu anak dan cucu Presiden Soekarno di Istana Merdeka. Yakni, Presiden Ke-5 RI Megawati Soekarnoputri dan Menko PMK Puan Maharani. Sehari sebelumnya, Puan sudah bertemu Raja di Istana Bogor.


    Dalam pertemuan sekitar 15 menit itu, Raja Salman mengapresiasi penyambutannya di Indonesia. "Saya merasa sambutan Presiden Joko Widodo, apalagi bisa bertemu anak dan cucu Presiden Soekarno ini merupakan satu bentuk sejarah yang semakin erat dengan Arab Saudi," ujar Raja Salman sebagaimana ditirukan Puan.


    Sementara, pertemuan dengan tokoh Islam juga berlangsung singkat, tidak sampai setengah jam. Dari 36 orang, ada tiga tokoh yang berkesempatan menyampaikan pendapat kepada Raja Salman. Yakni, Ketua MUI KH MA’ruf Amin, Ketua PP Muhammadiyah Prof Yunahar Ilyas, dan Habib Luthfi bin Yahya.

    Yunahar yang juga Waketum MUI menceritakan jalannya pertemuan tertutup antara Presiden Jokowi, Raja Salman, serta pimpinan ormas Islam kemarin (2/3). "Pertama Pak Jokowi menyampaikan pengantar singkat," jelasnya.


    Untuk memudahkan komunikasi, setiap peserta disiapkan alat penerjemah. Setelah Jokowi menyampaikan arahannya, giliran Raja Salman mengutarakan sambutan singkat. Isinya tentang sambutan hangat masyarakat Indonesia serta agenda kerjasama di berbagai bidang.


    Baru setelah itu Jokowi mempersilahkan tiga orang perwakilan ormas menyampaikan masukan atau gagasan. Karena waktunya terbatas, tidak seluruh pimpinan ormas berkesempatan menyampaikan masukan untuk Raja Salman. "Pertama kiai Ma'ruf Amin mewakili MUI. Beliau berbicara bahasa Arab," jelasnya.

    Kiai Ma'ruf diantaranya menyampaikan harapan supaya Saudi bisa membangun rumah sakit Islam di Indonesia. Kemudian juga mendirikan kampus khusus bahasa Arab serta lembaga kajian Islam. Khususnya Islam moderat.


    Yunahar mendapatkan kesempatan kedua. "Saya mewakili ormas-ormas. Saya gunakan bahasa Arab," tuturnya. Dia menyampaikan masukan supaya ada penguatan dakwah islamiyah antara Indonesia dengan Saudi. Seperti dakwah yang menyerukan Islam rahmatan lil alamin dan pembaruan-pembaruannya. Posisi Saudi sangat strategis karena banyak lembaga dakwah di sana.


    Selain itu di Saudi juga ada pusat fatwa. Turunan dari gagasan Yunahar adalah adanya akses pendiikan dan pelatihan pendakwah dari Indonesia ke Arab Saudi maupun sebaliknya. Masukannya yang kedua adalah penguatan kerjasama ekonomi dan pengingkatan kerjasama ilmu pengetahuan serta teknologi.

    "Yang terakhir menyampaikan gagasan atau masukan adalah Habib Luthfi," jelasnya. Intinya seluruh ormas mendukung peningkatan hubungan diplomatik kedua negara. Yunahar berharap investasi Saudi ke Indonesia bisa terus meningkat menyusul investasi dari Tiongkok.


    Usai pertemuan, Raja beranjak ke halaman dalam kompleks Istana Kepresidenan untuk menanam pohon secara simbolis. Acara penanaman pohon itu seharusnya dilakukan di Istana Bogor sehari sebelumnya, namun batal karena hujan. Sebelum masuk lokasi penanaman pohon, Presiden mengajak Raja Salman berkeliling kompleks Istana menggunakan boogie car. Seperti biasa, Presiden Jokowi yang mengemudikan.


    Pohon yang ditanam raja adalah pohon kayu ulin, yang merupakan tanaman khas Pulau Kalimantan. Pohon yang juga dijuluki kayu besi itu ditanam di sisi tenggara halaman dalam istana, dekat dengan bangunan Istana Merdeka. Raja Salman menyekop tanah sekali lalu melemparkannya ke dalam lubang yang telah terisi bibit setinggi 1,5 meter. kemudian, disusul Presiden Jokowi menyekopkan tanah.


    Usai seremoni penanaman pohon, Raja langsung kembali ke hotel Raffles tempatnya menginap. Setelah melepas raja, Presiden kembali ke pohon dan mulai menyiraminya. "Kayu Ulin itu kayu yang paling kuat. Supaya hubungan kita (Indonesia-Saudi) menjadi kuat sekali, sekuat kayu ini," ujar Jokowi sembari menyiramkan air menggunakan gayung. (byu/bil/wan)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top