• Berita Terkini

    Selasa, 07 Maret 2017

    Genjot PBB, Kaling di Kelurahan Kebumen ini Blusukan ke Rumah Warga

    sudarnoahmad/ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com) - Untuk menggenjot Pajak Bumi Bangunan (PBB) Kepala Lingkungan (Kaling) di Kelurahan/Kecamatan Kebumen, harus terjun langsung mensosialisasikan ke rumah-rumah warga. Seperti yang dilakukan Suwito, salah satu Kaling di Kelurahan Kebumen, belum lama ini.  

    Suwito, terkadang harus mendatangi dari rumah warga ke rumah warga lainnya untuk memberikan penjelasan tentang pentingnya PBB bagi pembangunan. "Kalau nggak seperti ini target yang sudah ditentukan tidak tercapai. Apalagi di Kelurahan Kebumen targetnya sangat tinggi," kata Suwito, kepada Kebumen Ekspres, usai memberikan sosialisasi PBB di RW 04 kelurahan setempat.

    Dia mengungkapkan, pagu PBB di RW 04 yang telah ditetapkan mencapai Rp 37.797.924. Itu pun baru untuk tanah kering, belum termasuk tanah basah. "Makanya kita harus kerja keras untuk mengejar target itu," ujar pria warga Gang Tengah, kelurahan setempat.

    Pria yang memiliki nama beken "Pitra Suwita" ini berharap dengan sosialisasi langsung ke rumah-rumah warga, masyarakat akan semakin sadar membayar PBB. "Harapannya begitu, kalau bayar PBB lancar kan pembangunan di lingkungan kita juga lancar," tegasnya.

    Sebelumnya, Lurah Kebumen Dede Suntoro membuat terobosan untuk mengatasi tunggakan PBB warga Kelurahan Kebumen. Inovasi baru tersebut, yaitu setiap warga tidak perlu lagi membayar pajak PBB menggunakan uang tunai. Tetapi, warga cukup menyetorkan sampah kepada petugas.

    Pada tahun lalu, program bank sampah, yang diberi nama "Sampah untuk Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan (Samiun)" itu Kelurahan Kebumen berhasil menyetorkan dana hingga 96 persen lebih dari total tagihan PBB sebesar Rp 737,5 juta lebih. Padahal tahun-tahun sebelumnya maksimal hanya 70 persen.

    Dede Suntoro, menuturkan warga terbantu dengan program Samiun ini. "Jadi mereka merasa tidak membayar PBB, tapi kita yang bayarin. Padahal itu hasil dari sampah-sampah yang mereka kumpulkan," tuturnya.

    Dengan program tersebut, kata Dede Suntoro, warga tidak terbebani lagi dengan tarikan membayar pajak PBB. Selain itu, juga memudahkan petugas dalam memungut iuran pajak. "Jadi mereka setor sampah, kita kasih buku tabungannya yang dalam satu tahun kelihatan tabungannya ada berapa. Itu yang untuk bayar PBB," ujarnya.

    Jika nilai tabungannya melebihi tanggungan pajak PBB, lanjut Dede, maka sisanya tersebuk akan dimasukan ke dalam tabungan untuk membayar pajak PBB tahun depan. "Mereka setor ke Kelurahan, kami yang mengelola. Kami yang memilah sampahnya," tegasnya.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top