• Berita Terkini

    Rabu, 15 Maret 2017

    Geliat Produksi Kain Kasa di Kabupaten Pekalongan

    MUHAMMAD HADIYAN
    Ditetapkan Sebagai Produk Unggulan Daerah, Meski Tak Punya Pasar

    Produksi kain kasa perban di Kabupaten Pekalongan diklaim Bupati Pekalongan Asip Kholbihi sebagai yang terbesar di Indonesia. Bahkan geliat produksi kain kasa ini sempat membuat Menteri Kesehatan Nila Moeloek tercengang saat berkunjung ke setra produksi tersebut di Desa Bligo, Kecamatan Buaran. Seperti apa?
    ----------------------
    M Hadiyan, Buaran
    ---------------------

    MESKI hasil produksi kain kasa melimpah, namun geliatnya tidak bisa dilihat langsung layaknya produksi unggul lain di Kabupaten Pekalongan seperti batik, celana jeans, dan lain sebagainya yang memiliki pasar luas dalam penjualan hasil produksi. Produksi kain kasa tidak memiliki pasar, namun sekarang ini oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) dimasukkan dalam daftar produk unggulan daerah.

    Irfa, salah seorang perajin kain kasa perban rumahan di CV Ardhana Indo Putra, Bligo, menuturkan, hasil produksi kain kasa tidak dapat dijual begitu saja. Penjualannya melalui pihak-pihak yang memang memakai hasil produk tersebut, seperti kalangan kesehatan.

    Selain harus menunggu pesanan khusus dari pihak yang menangani masalah alat kesehatan, penjualannya juga melalui asosiasi berkompeten dalam bidang perdagangan alat kesehatan, semisal Asosiasi Produsen Alat Kesehatan Indonesia (Aspaki).

    "Sehingga memang kain kasa ini produksinya tidak seperti hasil-hasil produk lain industri rumahan di Kabupaten Pekalongan, seperti batik, jeans dan sebagai. Mereka pasarnya ada. Sedang kain kasa, tidak punya pasar," ujarnya.

    Meski demikian, industri kain kasa di Kota Santri, terus berkembang. Sampai saat ini sudah ada 40 industri rumahan. Masing-masing produsen melakukan produksi ketika mendapat pesanan dari pembeli atau asosiasi.

    Dari total produsen tersebut, ada 9 produsen rumahan yang telah memiliki hak izin edar merek. Sementara yang lain hanya menjual barang mentah, kemudian diberikan merek oleh pihak pembeli. Karena semua hasil kain kasa dari Kabupaten Pekalongan harus menempuh proses sterilisasi, sebelum dijual kepada pihak-pihak penjual keperluan kesehatan.

    "Di sini memang belum melalui proses sterilisasi, pembeli nantinya yang akan melakukan sterilisasi. Namun untuk industri rumahan yang sudah memiliki izin edar merek, meski disterilisasi oleh pembeli, tapi tetap menggunakan merek produsen, dan sekarang pemilik izinnya baru ada 9," terang Irfa.

    Sebagaimana industri lainnya, industri kain kasa di Kabupaten Pekalongan juga telah merambah ke beberapa desa di sekitar, seperti Desa Bligo, Coprayan, Kedungwuni, Surobayan dan Sragi. Sebagian sudah memiliki paguyuban.

    Melihat geliat industri rumahan kain kasa di daerah yang dipimpinnya, Bupati Pekalongan Asip Kholbihi, mengaku bahwa produk tersebut tidak semua daerah ada. Menurutnya, Kabupaten Pekalongan merupakan salah satu terbesar, karena pendistribusian hasil produk tersebut oleh pembeli, mencapai hampir seluruh wilayah Indonesia.

    Meski diakui perajin, produksi kain kasa tidak memiliki pasar, namun industri tersebut mampu mendongkrak perekonomian masyarakat. Sehingga dinilai layak untuk masuk dalam daftar produk unggulan daerah.

    "Industri kain kasa di Kabupaten Pekalongan luar biasa. Ibu menteri waktu itu saja sempat takjub dengan industri ini, dengan penyebaran produk yang hampir merata di seluruh tanah air. Jadi memang produk ini layak masuk dalam daftar produk unggulan Kabupaten Pekalongan," kata dia. (*)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top