• Berita Terkini

    Selasa, 21 Maret 2017

    Di Depan Bupati, Bu Kades Pejengkolan "Kritik" Program Raskin

    sudarno Ahmad/Ekspres
    KEBUMEN (kebumenekspres.com)- Gara-gara adanya bantuan program subsidi pangan beras sejahtera (Rastra, dulu Raskin) dinilai rasa kebersamaan masyarakat mulai luntur. "Kritik" itu dikatakan oleh Kepala Desa Pejengkolan, Kecamatan Padureso, Muslimah, pada acara rapat koo
    rdinasi dan sosialisasi rastra di Gedung Juang 45 Kebumen, Senin (20/3/2017).

    Menurut Muslimah, budaya gotong royong sudah berabad abad terbangun juga mulai memudar setelah adanya bantuan untuk masyarakat miskin tersebut. Penyebabnya, karena tidak semua masyarakat menerima bantuan tersebut.

    "Kalau bisa pemerintah ngasih bantuan itu yang membuat masyarakat sejahtera. Yang tidak membuat banyak masyarakat iri," kata Muslimah, dihadapan bupati.

    Belum lagi, kalau penyalurannya tidak tepat sasaran maka kepala desa sangat rentan terjerat masalah hukum. "Padahal kalau tidak dibagi rata, masyarakat banyak yang protes," ujarnya.

    Sedangkan pemerintah desa tidak boleh memungut biaya lebih. Padahal untuk mendistribusikannya juga butih biaya. "Kalau tidak ada RT maupun RW kebijakan ini tidak akan jalan. Karena yang membagikan mereka. Mohon kebijakan dari yang ada diatas (pejabat pengambil keputusan)," imbuhnya.

    "Tidak hanya itu. Kalau ada truk yang ngantar nggak disangoni, orangnya mutung-mutung," sambungnya.

    Sedangkan Kepala Desa Serut Kecamatan Kuwarasa, Taufik Mundarto, menyesalkan data penerima bantuan yang tidak valid. Padahal setiap tahunnya selalu diperbarui. Inilah yang menyebabkan kacaunya penyaluran rastra di masyarakat.

    "Kita selalu update, tapi yang muncul data yang lama. Padahal yang lama kan ada juga yang sudah tidak berhak lagi menerima," ungkapnyan

    Pihaknya meminta agar data penerima bantuan diperbaiki. Sehingga tidak terjadi gejolak dimasyarakat.

    Semenntara itu, Pemkab Kebumen bakal membuat pilot project pendistribusian Beras Sejahtera (Rastra) yang sesuai aturan. Hal ini lantaran di Kebumen masih banyak desa yang menyalurkan rastra tidak tepat sasaran.

    "Kita akan bikin pilot project di beberapa desa, kita kawal untuk berbuat baik bagi masyarakat," kata Bupati Kebumen Mohammad  Yahya Fuad, saat membuka rapat kordinasi dan sosialisasi subsidi Beras Sejahtera (Rastra) di Kabupaten Kebumen 2017, kemarin.

    Selama ini, kata bupati, dalam penyaluran beras subsidi khusus untuk masyarakat miskin dibagi rata. Sehingga masyarakat yang seharusnya tidak berhak ikut menerimanya. "Rastra yang menjadi hak mutlak warga miskin, tapi karena kebijakan kades terbagi rata," ujar bupati.

    Bupati pun meminta kades untuk mendistribusikan rastra kepada yang berhak. Selain itu, masyarakat yang sudah mampu juga diminta untuk tidak meminta jatah. "Meski dianggap sudah lumrah, kebiasaan akan mendorong masyarakat yang tidak miskin jadi miskin," tegasnya.

    Namun demikian, bupati mengaku bangga di Kabupaten Kebumen ternyata ada desa yang menjadi juara II Jawa Tengah sebagai desa penyalur rastra terbaik. Desa tersebut yaitu Desa Kretek, Kecamatan Rowokele. Disisi lain, rastra tahun lalu di Kabupaten Kebumen terserap seratus persen.

    Sementara itu, pagu rastra Kabupaten Kebumen pada tahun 2017 sebanyak 1.773.525 kilogram (1,7 ton). Dari pagu tersebut dialokasikan untuk 118.235 rumah tangga sasaran. Adapun Harga Tebus Rastra (HTR) tahun ini tidak mengalami kenaikan, yaitu sebesar Rp 1.600 per kilogram. Setiap bantuan tersebut menerima jatah 15 kilogram setiap bulannya.

    Hadir mendampingi bupati, Asisten II Sekda Tri Haryono, dan Kabag Perekonomian Setda Kebumen Wahyu Siswanti. Sedangkan sosialisasi tersebut diikuti oleh kepala desa, camat se Kabupaten Kebumen dan koordinator TKSK.(ori)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top