• Berita Terkini

    Selasa, 07 Maret 2017

    Airbus Pamer A400M, Pembelian Bergantung Keputusan Kemhan

    SAHRUL-YUSNIZARJAWAPOS
    JAKARTA- Lima tahun lalu, Airbus memboyong A400M ke Indonesia. Senin (6/3) kemarin,  produsen pesawat yang berbasis di Perancis itu melakukan hal serupa. Mereka memajang A400M di apron Lanud Halim Perdanakusuma.


    Kali ini mereka bekerjasama dengan Angkatan Udara Inggris, Royal Air Force. Tentu bukan sekedar memajang, mereka turut unjuk kebolehan pesawat angkut tersebut.

    Pesident Asia Pacific Airbus Pierre Jaffre mengungkapkan, saat ini A400M adalah pesawat angkut paling canggih. Airbus merancang pesawat tersebut untuk menjalankan tugas militer maupun misi kemanusiaan. Sehingga cocok untuk digunakan oleh berbagai angkatan udara. Termasuk di antaranya TNI AU. "Kami harap A400M bisa terbang dengan warna Indonesia di masa mendatang," ungkap dia kemarin.



    Harapan itu tentu bukan sekedar ucapan. Airbus sengaja mendaratkan A400M yang ditunggangi Royal Air Force tidak lain untuk menarik perhatian pemerintah Indonesia. Khususnya Kementerian Pertahanan (Kemhan) dan TNI AU. Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik pun turut buka suara. Menurut dia, A400M merupakan pesawat angkut multifungsi dengan teknologi terbaik. "Tapi, menawarkan efektivitas biaya yang tidak tertandingi," ujarnya.



    A400M memang punya berbagai keunggulan. Pesawat tersebut bisa digunakan untuk banyak kebutuhan. Misalnya kebutuhan strategis seperti mengangkut muatan  berat dengan ukuran besar. Termasuk di antaranya helikopter NH90 atau CH-470. Pesawat yang kali pertama mengudara pada 11 Desember 2009 itu juga dibekali kemampuan taktis dan bisa digunakan sebagai tanker. Ya, A400M bisa diandalkan untuk mengisi ulang bahan bakar pesawat lain di udara.



    Dengan berbagai kemampuan yang disematkan Airbus, pesawat itu ibarat beberapa pesawat yang digabungkan menjadi satu. Sehingga Airbus amat percaya diri A400M menjadi salah satu pesawat yang layak dimiliki oleh TNI AU.

    Berkaitan dengan hal itu, tahun lalu Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu sempat mengemukankan niatan instansinya membeli pesawat angkut dengan harga sekitar Rp 2,7 triliun itu.



    Namun, sampai saat ini belum ada kepastian berkaitan dengan niatan itu. Berdasar informasi yang diterima Jawa Pos, Kemhan masih mengkaji pembelian pesawat angkut untuk menambah kekuatan TNI AU. Khususnya pada Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32 TNI AU yang masih menggunakan C-130 Hercules sebagai pesawat angkut. Apabila niatan Kemhan terealisasi, A400M digadang-gadang bakal menabah kekuatan dua skadron udara tersebut.


    Saat dikonformasi berkaiatan dengan hal itu, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyatakan, matra yang dia pimpin belum punya kepastian soal belanja A400M. "Belum ada rencana," ungkap dia singkat. Sebagai pimpinan tertinggi di TNI AU, pria yang akrab dipanggil Hadi itu sudah melihat langsung A400M. Tapi, dia tidak bisa memastikan kepastian soal rencana Kemhan membeli pesawat tersebut.



    Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya pun mengungkapkan, institusi tempat dia bertugas hanya punya kewenangan memberikan spesifikasi yang dibutuhkan dalam belanja alutsista. Tidak terkecuali spesifikasi pesawat angkut. "Nanti Kemhan yang menindaklanjuti," ucap Jemi. "Pesawat apa yang kira-kira cocok dengan spekulasi yang diperlukan oleh TNI AU," tambah dia.



    Karena itu, Jemi belum bisa memberi banyak keterangan soal A400M. Termasuk proyeksi pesawat tersebut sebagai pengganti C-130 Hercules. "Apakah cocok untuk menggantikan (C-130 Hercules) atau menambah kekuatan TNI AU, nanti Kemhan yang menentukan," tegas alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) 1989 itu. Kemhan, sambung dia, yang lebih tahu kapabilitas A400M.  Sesuai atau tidak dengan kebutuhan yang diajukan oleh TNI AU. (syn/dis)

    Berita Terbaru :


    Scroll to Top